Jombang - Unjuk rasa yang dilakukan oleh ratusan buruh yang bekerja di PT Mentari Internasional, sebuah perusahaan yang membuat mainan dari kayu di Kabupaten Jombang, Kamis, berlangsung ricuh, karena dari perusahaan tidak menanggapi tuntutan para buruh.
"Kami menolak sistem kerja kontrak. Kami sudah mencoba untuk mengajak berunding dengan manajemen, tapi sampai sekarang belum ada jawaban," kata Eko Herniawan salah seorang buruh di perusahaan itu.
Ia mengatakan, buruh merasa dilema dengan sikap perusahaan yang tidak kunjung jelas itu. selain itu, desakan buruh untuk mendapatkan kekurangan uang lembur sebesar Rp8.000, sampai sekarang juga belum ada kejelasan.
Pihaknya meminta, perusahaan segera memberikan tanggapan. Mereka juga menagih janji dari perusahaan yang akan mempekerjakan mereka. Sejauh ini, beberapa upaya yang dilakukan seperti mediasi dengan pemerintah pun juga belum ada kejelasan.
Unjuk rasa yang dilakukan para buruh itu awalnya berjalan damai. Namun, karena tidak ada perwakilan dari perusahaan yang datang menemui mereka, akhirnya para buruh merasa tidak sabar.
Mereka akhirnya masuk area pabrik. Petugas satuan pengamanan dari perusahaan setempat serta polisi sempat terlibat adu pukul dengan para buruh yang memaksa masuk itu. Namun, karena kalah jumlah, para buruh akhirnya berhasil masuk ke dalam area perusahaan.
Para buruh ini segera mencari manajemen perusahaan untuk diajak berunding, namun mereka tidak menemukan itu. Merasa kecewa, akhirnya mereka keluar dari area pabrik.
Sejumlah buruh sempat hendak memblokade jalan raya Surabaya - Kediri. Namun, sejumlah petugas langsung sigap dan meminta mereka tidak melakukan pemblokadean karena akan mengganggu arus lalu lintas.
Aksi buruh di perusahaan ini adalah yang kesekian kali dilakukan oleh mereka. Tuntutan mereka tetap sama, menginginkan penghapusan sistem kontrak di perusahaan yang sudah masuk kategori ekspor itu, serta memberikan tunjangan lembur mereka yang sempat belum dibayarkan sampai dua bulan.
Upaya mempertemukan buruh dengan pihak manajemen juga sering dilakukan, tapi belum ada jawaban yang tegas. Nasib para buruh itu juga masih menggantung.
Dari pihak perusahaan sampai sekarang belum bisa dikonfirmasi. Manajemen terkesan menghindari media, sehingga sulit untuk ditemui. Manajer Personalia PT MI Luluk saat dihubungi enggan untuk memberikan tanggapan dan langsung mematikan telepon selulernya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012