Surabaya - Berangkat dengan target juara kedua, mahasiswi program studi International Business Management (IBM) Universitas Kristen Petra Surabaya, Cindy Martono, tidak menyangka mampu meraih emas dan bahkan dengan mengalahkan atlet wushu yang merupakan juara internasional, Lindswell. "Saya sebenarnya hanya berharap juara dua, karena itu saya tidak menyangka akhirnya bisa meraih juara pertama dalam PON XVIII di Pekanbaru (13/9) dan meraih emas wushu," kata mahasiswi kelahiran Malang itu di kampus setempat, Rabu. Tidak hanya berhasil meraih juara emas dalam cabang wushu, perempuan yang kerap dipanggil Cindy itu mampu menumbangkan atlet wushu senior asal Medan, Lindswell, yang juga juara internasional pada putaran terakhir cabang wushu PON. "Saya sudah mengikuti olahraga wushu sejak SD," ucap mahasiswi angkatan 2012 yang juga memiliki beberapa prestasi dalam skala nasional yaitu enam kali tingkat junior dan dua kali tingkat senior. Emas yang diperoleh perempuan yang juga hobi membaca itu bukanlah tanpa perjuangan, bahkan ia menyiapkan PON XVIII dalam tiga tahun melalui latihan yang ketat, yakni 3-8 jam untuk latihan fisik dan berbagai jurus dalam sehari. "Kadang saya harus izin tidak masuk kelas bila ada latihan," tutur atlet Jatim yang baru pertama kali tampil dalam PON itu. Karena itu, tak heran bila jurus "Taiji Quan" dan "Taiji Jien" yang ditampilkan Cindy berhasil membawanya meraih emas, bahkan ia disebut-sebut sangat lihat memainkan jurus hingga menempati posisi 19,11 poin. "Tidak ada kunci keberhasilan, lakukan yang terbaik dan percaya diri. Only do the best and let God do the rest," papar anak pertama dari dua bersaudara itu. Prestasi itu pun mengantarkannya sebagai penerima beasiswa untuk mahasiswa yang berprestasi dalam bidang olahraga dengan skala nasional. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012