Jakarta - Komunitas internasional bernama "Military Dialog Centre" (MDC) meminta mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto membantu penanganan konflik bersenjata di Myanmar. "MDC mengundang khusus untuk membantu Pemerintah Myanmar menyelesaikan konflik bersenjata," kata Endriartono di Jakarta, Rabu. Endriartono menjelaskan pihaknya berupaya mengidentifikasi persoalan konflik bersenjata di Myanmar dan menemukan sekitar 11 kelompok etnik yang melawan kepada pemerintah. Jenderal purnawirawan TNI tersebut menyebutkan MDC mengundang khusus karena dirinya memiliki pengalaman pernah menangani konflik bersenjata di Aceh pada beberapa tahun lalu. Selain itu, Endriartono juga berupaya mencari solusi agar konflik bersenjata di Myanmar yang sudah berlangsung puluhan tahun tersebut dapat diselesaikan dengan cara gencatan senjata. "Sudah ada gencatan senjata, namun pelanggaran masih tetap terjadi," ujar Endriartono. Jenderal purnawirawan bintang empat itu mengungkapkan sebagian besar kelompok Etnis di Myanmar sudah sepakat melakukan gencatan senjata, namun konflik belum juga selesai. Endriartono mengaku sempat bertemu dengan kelompok oposisi saat diundang ke Myanmar, dan rencananya akan ada pertemuan lagi dengan beberapa pejabat militer. Pemerintah Myanmar terinspirasi dengan pengalaman dan kemampuan pasukan militer Pemerintah Indonesia yang mampu mengatasi konflik bersenjata dengan cara damai. Endriartono menambahkan operasi militer harus mengedepankan hak asasi manusia (HAM) dan mempertimbangkan hati rakyat. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012