Bangkalan - Aparat Polres Bangkalan, Madura, akan menyelidiki kasus keracunan ratusan santri di pondok pesantren Syaichona Kholil, Jumat (14/9).
Kapolres Bangkalan AKBP Endar Priantoro, Senin, mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil penelitian laboratorium dari Dinas Kesehatan. Polisi juga telah mengantongi nama penjual nasi bungkus yang dikonsumsi para santri yang diduga menjadi penyebab keracunan tersebut.
"Kami tetap akan memproses kasus keracunan ini. Tapi masih menunggu hasil lab, dari Dinkes Bangkalan," kata Endar Priantoro.
Pada hari pertama kejadian, lanjut dia, pihaknya telah bersama Dinkes mengambil contoh, baik berupa makanan maupun minuman yang dikonsumsi santri.
Selanjutnya sample tersebut telah dikirim ke laboratorium kesehan daerah (Lakesda) di Dinkes Pemrov Jatim.
"Selain mengambil 'sample', kita juga telah memintai keterangan sejumlah santri di pondok, bahkan nama yang memasak nasi yang dimakan santri itu juga telah tahu," kata Kapolres.
Endar Priyantoro menjelaskan, berdasarkan laporan anggota di lapangan, kondisi santri yang dirawat di rumah sakit maupun di puskesmas telah membaik. Bahkan sebagian santri telah dinyatakan pulang.
Pada Jumat (14/9), sedikitnya 350 santri pondok pesantren Syaichona Moch Kholil, Bangkalan, mengalami keracunan.
Semua santri dirujuk ke Rumah Sakit Daerah Syarifa Ambami Rato Ebu, Bangkalan, dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan.
Akibat musibah itu, Rumah Sakit Ambami Rato Ebu Bangkalan dipenuhi dengan para santri, sehingga banyak di antara mereka yang terpaksa tidak mendapatkan tempat tidur. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012