Jember - Petani tembakau di Kabupaten Jember merugi jutaan rupiah karena perwakilan pabrik rokok di daerah setempat membeli tembakau dengan harga murah dibandingkan tahun lalu. "Harga jual tembakau tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan petani, sehingga dipastikan para petani rugi jutaan hingga ratusan juta rupiah," kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Kasturi Jember, Abdurrahman, Jumat. Menurut dia, biaya produksi tahun ini juga naik menjadi Rp38 juta per hektare (ha) dengan hasil produksi sebanyak 13 kuintal, sedangkan harga jual hanya berkisar Rp30 juta hingga Rp33 juta per ha. "Setiap 1 ha tanaman tembakau tidak semuanya bisa masuk kategori kualitas terbaik (top grade), sehingga semakin banyak daun tembakau kulitas rendah maka kerugian akan semakin besar," tuturnya. Pihak pabrik rokok seperti Gudang Garam membeli tembakau petani kategori kualitas terbaik dengan harga Rp33 ribu perkilogram (kg), PT Djarum sebesar Rp35 ribu per kg, HM Sampoerna sebesar Rp28 ribu per kg, Minakdjinggo Rp34 ribu per kg. "Salah satu pabrikan membeli tembakau jenis kasturi dengan harga Rp34 ribu per kilogram untuk kategori top grade, padahal tahun lalu harganya mencapai Rp47 ribu per kg," katanya. Abdurrahman menjelaskan petani tidak bisa berbuat banyak dengan anjloknya harga tembakau yang dijual ke pabrikan, namun petani sudah menyampaikan hal tersebut kepada Bupati dan DPRD Jember untuk memberikan solusi yang terbaik agar petani tidak merugi. "Kami berharap pemkab dan DPRD peduli terhadap nasib petani tembakau karena Kabupaten Jember dikenal dengan Kota Tembakau," ujarnya, menambahkan. Sementara Wakil Ketua Asosiasi Petani Tembakau Jember, Hendro Handoko, mengatakan anjloknya harga tembakau karena produksi tahun ini bertambah banyak dan kalangan pengusaha rokok juga ikut-ikutan menanam tanaman tembakau melebihi ketentuan. "Aturannya pengusaha rokok boleh menanam tembakau, tapi tidak boleh lebih dari lima hektare. Namun kenyataannya mereka menanam hingga ratusan hektare dan itu menyebabkan harga tembakau merosot tajam," ucapnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012