Kediri - Jumlah kiriman uang dari luar negeri atau remitansi oleh para tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kediri, Jawa Timur, berdfasarkan data Bank Indonesia setempat pada triwulan II/2012 (April-Juni) naik sekitar 8,59 persen dari semula Rp454,45 miliar pada triwulan 1/2012 ( Januari-Maret) menjadi Rp493,46 miliar.
Kepala Perwakilan BI Kediri, Matsisno, di Kediri, Senin, mengatakan adanya kenaikan remitansi juga berpengaruh pada volume transaksi.
"Terjadi peningkatan sebesar 5,47 persen, yaitu dari sebanyak 133.666 lembar menjadi sebanyak 140.981 lembar," katanya mengungkapkan.
Ia mengungkapkan, adanya kenaikan pada transfer dana TKI itu dipengaruhi banyak faktor. Selain meningkatnya jumlah TKI di luar negeri, dimungkinkan juga karena ada libur panjang dan perayaan Lebaran.
Sementara itu, berdasarkan nilai transaksinya, pihaknya mengungkapkan sumbangan terbesar dana TKI pada triwulan ini, berasal dari Kota dan Kabupaten Madiun sebesar Rp176,31 miliar (35,73 persen), Kabupaten Tulungagung sebesar Rp93,40 miliar (18,93 persen), Kota dan Kabupaten Blitar sebesar Rp75,32 miliar (15,26 persen).
Sedangkan Kota dan Kabupaten Kediri sebesar Rp64,28 miliar (13,03 persen), Kabupaten Ponorogo sebesar Rp57,55 miliar (11,66 persen), sementara lima kabupaten lainnya hanya menyumbang kurang dari 5 persen.
Ia mengatakan, sejumlah daerah masih menjadi tujuan negara yang cukup favorit sebagai negara tujuan TKI bekerja. Negara-negara itu di antaranya adalah Malaysia, Arab Saudi, Korea, dan sejumlah negara lainnya.
Menurut dia, para TKI selama ini masih memanfaatkan jasa perbankan maupun nonperbankan. Untuk nonperbankan mereka menggunakan jasa "Western Union/Money Gram" yang biasanya dikirim ke kantor pos.
"Kecenderungan para TKI menggunakan jasa nonperbankan ini kami perkirakan lebih disebabkan pertimbangan nilai transaksinya yang relatif kecil dan kemudahan dalam prosedur, serta jaringan kantor yang tersebar di pelosok daerah. Sementara itu, untuk TKI yang menggunakan jasa perbankan diperkirakan lebih disebabkan oleh faktor keamanan, karena umumnya nilainya relatif cukup besar," kata Matsisno menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012