Universitas Jember (Unej) memperkuat komitmen gender dan demokrasi inklusif dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dan perjanjian kerja sama dengan Yayasan Penguatan Partisipasi Inisiatif dan Kemitraan Masyarakat (YAPPIKA) serta Serikat Pengajar Hak Asasi Manusia (SEPAHAM) Indonesia.

Unej melalui Pusat Studi Gender (PSG) menguatkan tata kelola kelola inklusif dalam mengurangi kesenjangan dan mencapai kesetaraan gender melalui program BASIS (Building Enabling Environment and Strong Civil Society in Indonesia) yang digelar di Gedung Kewirausahaan kampus setempat, Selasa.

"Penandatangan itu tentunya membawa misi penting terkait dengan isu HAM, memperkuat nilai keadilan dan kesetaraan dalam menghadapi perubahan yang begitu cepat dan tidak terduga," kata Ketua PSG Unej Dr Linda Dwi Eriyanti di kampus setempat.

Melalui kemitraan itu diharapkan dapat menciptakan ruang dialog, penelitian kolaboratif, pemberdayaan serta lingkungan yang dapat mendukung dan menjangkau masyarakat lebih luas.

Program BASIS yang didukung Uni Eropa itu dilaksanakan di 15 lokasi di Indonesia, termasuk Uniej dengan fokus implementasi dari program merujuk pada upaya menciptakan lingkungan yang mendukung bagi perempuan, orang muda dan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang dipimpin oleh kelompok minoritas untuk mengatasi kemiskinan, kesenjangan, hingga akses terhadap teknologi digital

Direktur Penggalangan Dana Yappika Sri Indriastuti mengatakan pihaknya berkomitmen melakukan kolaborasi bersama, salah satunya merupakan rangkaian perjalanan panjang untuk kontribusi bagi perubahan negara ini menuju lebih baik.

"Program BASIS itu bertujuan untuk membangun infrastruktur pendukung bagi masyarakat sipil dan edukasi yang inklusif untuk menciptakan ruang sipil yang kondusif," katanya.

Menurut dia universitas memiliki posisi yang penting dan strategis dalam mendukung pembangunan masyarakat sipil yang kuat, sehingga melalui kegiatan itu diharapkan dapat berperan aktif sebagai pusat pengetahuan serta kolaborasi bagi berbagai pihak dalam isu demokrasi, pengarusutamaan gender, memperkuat peran kampus untuk memfasilitasi diskusi publik dan advokasi di wilayah kampus.

Rektor Unej Iwan Taruna dalam sambutannya berpesan bahwa pihaknya memiliki semangat yang sama untuk membangun masyarakat yang inklusif, setara dan demokratis.

"Unej melalui PSG dapat menjadi wahana ilmu pengetahuan dan memperjuangkan penguatan di masyarakat. Kampus tidak boleh terpisah dari masyarakat," katanya.

Ia menjelaskan bahwa kampus harus hadir memberi makna dan solusi bagi permasalahan di masyarakat, sesuai dengan tagline ‘Kampus Berdampak’, sehingga berusaha sekuat mungkin sebagai pusat pengembangan IPTEK dan bagaimana kampus memberi manfaat yang lebih baik dan efektif bagi masyarakat di sekitarnya.

"Melalui kerja sama ini, Universitas Jember berkomitmen untuk menjadi bagian dari upaya kolektif yang mendukung terciptanya ruang sipil dan demokrasi yang inklusif serta berkelanjutan di Indonesia," ujarnya.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025