Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur intensif memberikan pendampingan bagi keluarga rawan stunting di wilayah setempat dengan pembinaan dan penyuluhan ketahanan pangan yang beraneka ragam guna pemenuhan gizi.
Kepala Bidang Ketersediaan Pangan dan Distribusi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Madiun Cahyo Sukmono di Madiun, Selasa, mengatakan pembinaan ketahanan pangan bagi keluarga rawan stunting tersebut bertujuan untuk mencegah timbulnya kasus stunting baru.
"Melalui pembinaan tersebut, Kami melakukan pencegahan kerawanan pangan dan gizi serta memberikan pendampingan dan penyuluhan kepada ibu hamil, pasangan usia subur atau wanita usia subur dan calon pengantin. Sehingga harapannya tidak muncul kasus stunting baru," ujarnya.
Menurutnya, melalui pembinaan tersebut, keluarga sasaran diberikan penyuluhan dan pembinaan tentang ketahanan pangan serta penyaluran bantuan pangan sehat.
Terdapat sejumlah wilayah di Kabupaten Madiun yang menjadi sasaran. Yakni di Kecamatan Saradan, Wonoasri, Dagangan, Wungu, Jiwan, dan Kecamatan Pilangkenceng.
"Lokasi yang dipilih itu adalah wilayah yang dinilai masih rawan stunting dan memerlukan penanganan khusus," katanya.
Lebih lanjut Cahyo menjelaskan bahwa pihaknya melakukan penanganan kerawanan pangan dan gizi untuk rumah tangga serta melakukan sosialisasi pentingnya kesadaran masyarakat akan pencegahan stunting.
Ia juga berharap kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya menangani stunting mulai calon pengantin, masa kehamilan, sampai anak lahir dan berusia dua tahun atau 1.000 hari kehidupan awal.
"Melalui pembinaan ini, Kami berharap ada peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat sehingga dapat mengubah perilaku dan sikap untuk hidup sehat kemudian diterapkan di rumah dalam pemberian makanan bergizi sesuai panduan bagi keluarga," kata dia.
Dengan demikian, secara bertahap, kasus stunting anak di Kabupaten Madiun dapat ditekan. Berdasarkan hasil bulan penimbangan awal Maret 2025, prevalensi stunting di Kabupaten Madiun tercatat sebesar 5,91 persen, dan menurun menjadi 5,84 persen pada akhir Maret.
Sesuai data, jumlah balita stunting di Kabupaten Madiun mencapai 1.726 balita atau 5,35 persen. Angka itu jauh dari prevalensi stunting secara nasional 19,8 persen. Meski demikian, Pemkab Madiun terus berupaya untuk mencapai target yang telah ditetapkan sebesar 5 persen.
Sementara sejumlah bantuan pangan yang disalurkan dalam program pendampingan tersebut cukup bervariasi dan penuh gizi. Seperti daging ayam, telur, kacang hijau, biskuit, serta makanan sehat lainnya.
Editor : Astrid Faidlatul Habibah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025