Madiun - Sekitar 400 hektare persawahan di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, terancam puso akibat terbatasnya pasokan air selama musim kemarau tahun ini.
"Bahkan, sejak bulan Juni lalu, belasan hektare lahan pertanian di Kecamatan Dagangan sudah mengalami puso. Diperkirakan lahan yang terancam kering di Kabupaten Madiun mencapai kisaran 400 hektare," ujar Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Madiun, Budi Tjahyono, Kamis.
Menurut dia, terdapat beberapa wilayah yang rawan terjadi kekeringan selama kemarau setiap tahunnya. Lahan rawan kekeringan tersebut di antaranya berada di Kecamatan Wungu, Dagangan, Pilangkenceng, dan sebagian Balerejo.
Budi menilai, ancaman kemarau pada produktifitas pertanian ini disebabkan karena petani tetap tergiur menanam padi. Padahal jika dipaksakan, dampaknya bisa gagal panen.
"Para petani diimbau lebih cermat. Memang keuntungan biasanya tinggi, tapi biaya produksi juga meningkat untuk membeli solar guna bahan bakar mengairi sawah," terangnya.
Pihak dinas pertanian hanya memberikan anjuran, disamping langkah-langkah lain untuk antisipasi mengurangi kerugian akibat kekeringan.
"Bisa saja petani nekat menanam padi hibrida yang memiliki usia panen lebih pendek, yakni hanya 85 hari. Namun, tetap saja varietas tanaman yang paling tepat selama musim kering adalah palawija," tuturnya.
Selain rugi gagal panen dan biaya produksi tinggi, petani yang memaksakan diri menanam padi juga berpotensi mengundang penyakit atau hama. Berbeda jika dilakukan penggantian jenis tanaman yang ditanam.
"Ini memang dilematis. Petani terlalu memaksakan kehendak, begitu sadar ancaman kekeringan, baru melapor. Padahal dari awal sudah diingatkan," kata dia.
Meski demikian, Pemerintah Kabupaten Madiun terus berupaya mengurai permasalahan ancaman kekeringan ini. Di antaranya dengan mengeruk endapan di Waduk Dawuhan. Selain itu, juga terus melakukan sosialisasi agar petani taat pola tanam, yakni dua kali padi dan satu kali palawija.
Data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura setempat mencatat, luas lahan pertanian di Kabupaten Madiun menyusut 50 persen hingga hanya mencapai 15.000 hektare selama musim kering berlangsung. Sedangkan selama musim penghujan, lahan sawah bisa mencapai 32.000 hektare. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012