Sumenep - Masa angkutan Lebaran tahun ini yang jatuh pada Agustus, sempat menimbulkan kekhawatiran akan terganggunya aktivitas kapal ke sejumlah kepulauan di wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Dinas Perhubungan (Dishub) Sumenep maupun Administrator Pelabuhan (Adpel) Kalianget menyatakan, cuaca laut buruk dipastikan akan membuat kapal tidak bisa beraktivitas, dan itu akan membuat calon penumpang "terpukul", karena mereka sudah ingin pulang kampung. "Kalau itu terjadi, bahaya. Penumpang dipastikan tidak akan terangkut dan selanjutnya bisa-bisa kami yang disalahkan. Padahal, cuaca laut buruk itu sudah di luar batas kemampuan kami," ujar A Nur Salam pada akhir Juli 2012. Ketika itu, Salam masih menjabat sebagai Kepala Dishub Sumenep dan bersama jajarannya memang sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi masa angkutan Lebaran tahun ini. Sementara Administratur Pelabuhan (Adpel) Kalianget mengintensifkan pengecekan hasil perkiraan cuaca laut selama masa angkutan Lebaran tahun ini, karena bertepatan dengan bulan Agustus yang kondisi cuacanya biasanya ekstrem atau tidak menentu. Petugas Penjagaan dan Penyelamatan Adpel Kalianget, Welliyanto menjelaskan, pihaknya senantiasa berkoordinasi dengan Stasiun Meteorologi Maritim Perak, Surabaya, supaya bisa mendeteksi kondisi terbaru cuaca laut. "Itu merupakan hal yang wajib dilakukan oleh kami guna menghindari hal-hal tak diinginkan. Selama masa angkutan Lebaran, pengecekan hasil perkiraan cuaca laut yang dirilis Stasiun Meteorologi Maritim Perak, lebih diintensifkan," ujarnya pada awal Agustus 2012. Kalau hasil perkiraan dari Stasiun Meteorologi Maritim Perak menyatakan kondisi cuaca laut buruk, kata dia, pihaknya wajib mengimbau operator atau perusahaan pelayaran untuk menunda pemberangkatan kapalnya dari Pelabuhan Kalianget. "Ukuran cuaca buruk antara kapal berbahan dasar 'fiberglass' dengan besi, beda. Bagi kapal berbahan dasar 'fiberglass', ombak dengan ketinggian di atas dua meter, sudah bisa dinyatakan cuaca buruk. Sementara bagi kapal besi, biasanya sekitar dan di atas tiga meter," ucapnya, ketika itu. Secara umum, kondisi cuaca laut selama masa angkutan Lebaran tahun ini, ternyata tidak terlalu buruk. Aktivitas sebagian besar kapal berjalan sebagaimana biasanya, kecuali pada 16 Agustus yang cuaca lautnya dinyatakan buruk bagi Kapal Express Bahari 3C yang berbahan dasar "fiberglass". Kondisi itu membuat ratusan calon penumpang kapal yang melayani lintasan Kalianget-Kangean, tersebut, kecewa, karena mereka seperti lazimnya pemudik, ingin segera tiba di rumahnya (Pulau Kangean). Secara bersamaan, waktu itu terdapat jadwal pemberangkatan kapal mudik gratis dari Kalianget ke Kangean, yang merupakan program Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Ketika itu pula terjadi demonstrasi yang dilakukan sebagian calon penumpang, di antaranya mahasiswa asal Pulau Kangean, guna memprotes rencana pemberangkatan kapal mudik gratis tersebut. Mereka menilai kapal yang disiapkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai armada mudik gratis itu, tidak akan mampu mengangkut calon penumpang yang akan ke Kangean. Para pendemo lalu meminta Pemkab Sumenep memerintahkan manajemen PT Sumekar yang berstatus badan usaha milik daerah (BUMD) di bidang pelayanan jasa transportasi laut, untuk memberangkatkan kapalnya ke Kangean. Ada dugaan, demonstrasi yang dilakukan warga kepulauan itu akibat tidak beroperasinya Kapal Express Bahari 3C (karena cuaca laut buruk) dan selanjutnya terjadi penumpukan calon penumpang. Mereka lalu ingin naik kapal mudik gratis yang disediakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang kapasitas idealnya hanya 150 penumpang. "Kalau saja saat itu (16 Agustus 2012) kapal cepat bisa beroperasi ke Kangean, kemungkinan besar tidak akan ada demo, karena sebagian penumpang akan naik kapal cepat dan lainnya naik kapal mudik gratis," kata Kepala Dishub Sumenep, Hery Kuntjoro Pribadi. Hery menjabat sebagai Kepala Dishub Sumenep sejak 16 Agustus, menggantikan A Nur Salam. Sukses Dinas Perhubungan Kabupaten Sumenep menyatakan, masa angkutan Lebaran pada tahun ini berjalan sukses. "Sesuai hasil evaluasi kami, semuanya berjalan lancar. Namun, memang ada sesuatu yang kami harus siapkan lebih awal demi suksesnya angkutan Lebaran pada tahun-tahun mendatang," ujar Kepala Dishub Sumenep, Hery Kuntjoro Pribadi. Sesuatu yang harus disiapkan lebih awal itu, kata dia, terkait dengan angkutan penyeberangan dan laut. "Kalau di sektor angkutan darat, kemungkinan besar tidak ada masalah. Kalau pun ada masalah seperti kekurangan armada, kami tinggal meminta bantuan tambahan bus, dan itu bisa dilakukan dalam hitungan jam," ucapnya. Sementara di angkutan penyeberangan dan laut, potensi masalah tidak hanya terjadi pada kemungkinan kekurangan kapal, akan tetapi juga kondisi cuaca laut yang buruk. "Kalau cuaca laut buruk, semuanya akan 'angkat tangan' dan solusinya hanya menunggu cuaca laut kembali kondusif. Kalau kemudian kekurangan kapal akibat salah satu kapal tiba-tiba mengalami kerusakan, solusinya tidak semudah meminta tambahan bus (angkutan darat)," paparnya. Ia menjelaskan, pihaknya akan meminta perusahaan pelayaran atau operator yang melayani jalur di Sumenep, untuk menyiapkan kapal cadangan sebagai antisipasi kekurangan kapal pada masa angkutan Lebaran pada tahun-tahun mendatang. "Selain berstatus armada cadangan, kapal tersebut bisa dioperasikan, ketika terjadi peningkatan jumlah calon penumpang yang luar biasa. Kalau tidak disiapkan lebih awal, biasanya akan sulit mendatangkan kapal secara mendadak ketika masa angkutan Lebaran," tukasnya. Hery juga berharap program kapal mudik dan balik gratis yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Timur, tetap berlanjut pada tahun-tahun mendatang, karena mampu menopang armada angkutan penyeberangan dan laut di wilayah tersebut. "Selain direspons positif oleh warga kepulauan Sumenep, program kapal mudik dan balik gratis itu mampu mengurai potensi peningkatan jumlah penumpang selama masa angkutan Lebaran," katanya. Pada masa angkutan Lebaran tahun ini, Pemprov Jatim menyiapkan tiga kapal mudik dan balik gratis yang jalur pelayanannya ke kepulauan Sumenep, yakni Surabaya-Masalembu, Banyuwangi-Sapeken, dan Kalianget-Kangean. "Dalam evaluasi kami, tiga kapal mudik dan balik gratis tersebut mampu menopang kekuatan riil armada angkutan penyeberangan dan laut yang biasa beroperasi di Sumenep, sekaligus menyukseskan masa angkutan Lebaran tahun ini," ujarnya. Ia juga mengemukakan, pihaknya akan meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan kapal dengan daya angkut penumpang yang lebih banyak sebagai armada mudik dan balik gratis pada masa angkutan Lebaran tahun mendatang. "Pada tahun ini, jumlah ideal penumpang kapal yang digunakan sebagai armada mudik dan balik gratis di jalur Kalianget-Kangean, sebanyak 150 penumpang. Makin bisa mengangkut penumpang dalam jumlah yang lebih banyak, itu makin bagus," kata Hery. Jumlah riil armada angkutan penyeberangan dan laut yang beroperasi di Sumenep, sebanyak lima kapal, yakni satu kapal di lintasan Kalianget-Jangkar, Situbondo, dua kapal di lintasan Kalianget-Kangean, dan dua kapal perintis yang melayani lintasan panjang hingga kepulauan terjauh. Sementara untuk lintasan atau jalur antarpulau di Sumenep, dilayani oleh kapal dari kayu atau perahu rakyat. Sumenep memiliki 126 pulau dan 48 pulau di antaranya berpenghuni, yang tersebar di sembilan kecamatan di wilayah kepulauan dan satu kecamatan di daratan. Secara keseluruhan, Sumenep memiliki 27 kecamatan, dengan rincian 18 kecamatan di wilayah daratan dan sembilan di kepulauan. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012