Madiun - Penderita atau pasien diare yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, meningkat signifikan pada pascalebaran kali ini.
Data dari RSUD Caruban, Selasa, mencatat, selama sepekan pascalebaran tahun ini jumlah pasien diare yang dirawat mencapai 41 orang. Dari puluhan pasien tersebut mayoritas adalah anak-anak.
Sedangkan, secara total pasien diare sepanjang bulan Agustus ini telah mencapai 88 pasien anak dan dewasa. Jumlah tersebut meningkat tajam dibanding bulan sebelumnya yang hanya sebanyak 60 pasien.
Dokter Spesialis Anak RSUD Caruban, dr Rony. AP. Tamba, mengatakan, meningkatnya jumlah pasien ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah, pola makan yang tidak teratur dari sang anak dan juga mengonsumsi makanan yang tidak cocok selama lebaran.
"Selain itu, juga dipengaruhi faktor lingkungan dan cuaca ekstrem yang terjadi selama ini. Cuaca ekstrem tersebut membuat kuman dan bakteri cepat berkembang biak dan menyebabkan diare jika pola hidup tidak bersih," ujar dr Rony.
Pihaknya berharap agar seluruh warga di Kabupaten Madiun dapat menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya. Sebab, selain diare, penyakit pada cuaca ekstrem yang masih berlangsung kali ini masih rawan menyerang. Seperti penyakit demam berdarah ataupun ISPA.
Salah satu orang tua pasien anak, Suryati, mengatakan, sebelum masuk rumah sakit anaknya mengalami demam, muntah-muntah, dan diare.
"Awalnya diajak jalan-jalan sesudah lebaran, setelah itu langsug sakit. Demamnya tidak turun-turun dan malah diare sampai lemas. Takut terjadi apa-apa makanya saya bawa ke rumah sakit," ujar Suryati.
Pihaknya mengakui jika setelah lebaran pola makan yang dilakukan oleh keluarganya berubah. Biasanya selama seharian penuh perut kosong karena puasa, dan kali ini sudah bisa kembali makan.
"Mungkin pencernaannya kaget akibat makan terlalu banyak. Biasanya kan puasa, sedangkan anak saya yang masih TK ikut belajar puasa," kata dia.
Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, ia mengaku kondisi anaknya berangsur-angsur membaik. Diperkirakan dalam beberapa hari sudah bisa pulang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012