Program Pertamina UMK Academy 2025 resmi digelar dengan mengusung tagline “Beri Energi Baru, Menuju UMK Maju” sebagai upaya mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk tumbuh, naik kelas, dan mampu menembus pasar internasional.

"Pada tahun ini, lebih dari 1.400 pelaku UMK dari seluruh Indonesia terseleksi mengikuti UMK Academy di tingkat regional. Mereka yang lolos akan menjalani program pendampingan di tingkat nasional selama empat bulan," kata Akselerator Pertamina UMK Academy 2025, Aliff Indira Thahir di Surabaya, Kamis.

UMK Academy dirancang dengan kurikulum bertahap meliputi kelas Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global. Setiap kurikulum disisipi konsep go green untuk membentuk pelaku usaha yang peduli lingkungan.

"Program ini juga memberikan kesempatan bagi peserta terbaik untuk memenangkan hibah teknologi tepat guna senilai ratusan juta rupiah," ujarnya.

Pada 2025, Pertamina memperkuat program dengan meluncurkan Platform UMK Academy, sebuah sistem pembelajaran digital interaktif berisi modul, video edukasi, asesmen, dan gamifikasi atau penerapan elemen permainan.

Pendekatan pembelajaran juga difokuskan pada sektor spesifik seperti agribisnis, kriya, fesyen, wastra, F&B, dan perhiasan.

"Selain pelatihan, peserta juga mendapat sesi coaching satu per satu serta akses terhadap rantai pasok lokal hingga internasional," ujarnya.

Program tersebut dijalankan dengan pendekatan sustainable education, sustainable economy, dan sustainable environment.

Salah satu peserta, Yayuk Eko Agustin, pemilik Namira Ecoprint Indonesia asal Surabaya, mengaku bangga dapat tergabung dalam UMK Academy. 

Usaha fesyen berbasis ecoprint miliknya kini memiliki kapasitas produksi 500 potong per bulan dan mempekerjakan hampir 10 orang, termasuk penjahit disabilitas.

“Ecoprint ini ramah lingkungan, tanpa bahan kimia, dan memanfaatkan tanaman liar sekitar rumah. Kami juga menerapkan prinsip tanam kembali serta mengolah limbah jadi pupuk,” kata Yayuk.

Produknya telah dipasarkan ke hotel-hotel seperti Samator Novotel, Grand Mercure, Hotel Majapahit, dan beberapa tenant binaan Pemkot Surabaya. Ia juga kerap mengikuti pameran dan misi dagang dari Pemprov Jawa Timur.

“Pembeli terjauh dari Rusia, bahkan Italia, Meksiko ingin datang, dan ada dari Kanada. Kami sudah keliling dari Aceh sampai Papua,” ujarnya.

Dengan omzet minimal Rp85 juta per bulan dan bisa tembus Rp200 juta saat ramai, Yayuk berharap keberhasilannya mengikuti UMK Academy dapat menjadi jalan menuju UMKM yang lebih maju dan mendunia.

“Senang dan bangga bisa masuk UMK Academy. Harapannya bisa jadi pemenang,” ucapnya.

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025