Madiun - Kota Madiun tercatat menduduki peringkat ketiga dari tujuh kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur selama bulan Juli 2012, dengan laju mencapai 0,72 persen. Adapun, dua peringkat inflasi teringgi Jawa Timur di atas Kota Madiun lainnya ditempati oleh Kabupaten Sumenep dan Probolinggo. "Inflasi di Kota Madiun terjadi karena tingginya harga kedelai serta kenaikan ongkos tukang bangunan," ujar Kasie Statistik Distribusi, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Sri Marheningrum, Senin. Menurut dia, secara umum inflasi bulan Juli Kota Madiun, dipicu oleh indeks kelompok bahan makanan. Komoditas yang paling memicu adalah kenaikan harga tempe, daging ayam ras, telur ayam ras, pisang, kacang panjang, dan cabai rawit. Kenaikan harga tersebut karena permintaan yang tinggi saat memasuki bulan puasa. "Sebenarnya, yang naik adalah harga kedelai. Tapi di sini, yang terpengaruh dan kemudian naik harganya adalah produk jadinya seperti tempe dan tahu," kata dia. Kelompok lainnya yang juga dominan dalam mendongkrak inflasi di Kota Madiun adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar. Kelompok ini jadi penyumbang inflasi karena adanya kenaikan ongkos tukang bangunan dan beberapa bahan material bangunan. Pihak BPS memperkirakan inflasi masih akan terjadi pada Agustus ini. Hal ini karena pada bulan Agustus puasa masih berlangsung dan dilanjutkan dengan momen hari raya Idul Fitri. "Keadaan tersebut dipastikan akan memicu konsumsi yang membuat harga-harga akan naik dan berimbas pada inflasi," tambahnya. Pada bulan Agustus diperkirakan akan ada kenaikan di beberapa sektor, seperti makanan, sandang, dan juga pendidikan. Selain itu juga sektor transportasi karena ada arus mudik dan balik lebaran. (*)

Pewarta:

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012