Surabaya - Data Perum Perhutani Unit II Jawa Timur menyebutkan ada 10 titik yang tersebar di sejumlah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) rawan kebakaran pada musim kemarau seperti sekarang ini karena banyak pepohonan mengering. "Kawasan hutan Jawa Timur yang rawan kebakaran menyebar di Lawu, Kediri, Ngawi, Tuban, Saradan, Mojokerto, Bondowoso, Padangan, Nganjuk, dan Madiun," kata Humas Perum Perhutani Unit II Jatim, Avid Rollick, di Surabaya, Selasa. Menurut dia, peristiwa kebakaran hutan di berbagai wilayah di Jatim sampai Juni 2012 sebanyak 21 hektare. "Per semester I/2012 hutan yang terbakar dari Kesatuan Pengelolaan Hutan Ngawi, Tuban, Nganjuk, Mojokerto, dan Probolinggo," katanya menjelaskan. Sementara itu, berdasarkan data pada tahun 2011 kawasan hutan di Jawa Timur yang terbakar mencapai 4.419 hektare dengan kerugian senilai Rp9,3 miliar. "Walau demikian, tidak semua kebakaran hutan menyebabkan kematian pohon," katanya menambahkan. Ia mencontohkan, pada kasus kebakaran hutan jati terutama yang berumur lebih dari tiga tahun, umumnya kebakaran tidak akan menyebabkan kematian pohon. "Namun, kerusakan terjadi ketika kebakaran pada kawasan hutan dengan jenis tanaman rimba seperti pinus dan mahoni," ucapnya. Secara umum kesulitan petugas dalam mengendalikan kebakaran hutan biasanya karena kondisi cuaca sangat kering sehingga dan hembusan angin kencang. "Selain itu, pemadaman kebakaran juga terhambat oleh kawasan hutan yang sangat luas dan medannya sulit. Apalagi, jumlah anggota kami terbatas," katanya. Kendala lain, kata dia, adalah masih rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pencegahan kebakaran hutan. Untuk itu, pihaknya mengajak kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga agar kawasan hutan di daerahnya terhindar dari kebakaran. "Hal terpenting adalah mencegah. Jika sudah terjadi maka timbul kerusakan hutan dan kerugian ekonomi. Bahkan, butuh upaya besar untuk memadamkannya," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012