Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur Adam Rusydi meminta rencana bisnis PT Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Jatim (Perseroda) atau Bank UMKM Jatim yang meminta tambahan penyertaan modal sebesar Rp500 miliar.

“Tentu kami ingin mengetahui, bagaimana business plan dari Bank UMKM ini terkait tambahan modal Rp500 miliar,” kata Adam, saat dihubungi Minggu.

Menurutnya, ketika Bank UMKM mengajukan tambahan modal, maka setoran dividen ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus bertambah termasuk perlu adan

Ia menambahkan, dengan adanya penambahan modal tersebut, juga diperlukan akselerasi untuk memperkuat dan mengembangkan lini bisnis bank tersebut 

“Jangan kemudian minta tambahan modal, tapi langkah-langkah akseleratif tidak ada. Tapi itu nanti kami bahas, kami masih belum tahu secara detail,” kata.

Sebelumnya, Fraksi Partai Golkar saat menyampaikan pandang fraksi lewat juru bicaranya, Sobirin dalam sidang paripurna, Kamis (22/5) lalu menyetujui permintaan penambahan modal BPR Jatim.

Hal itu juga sesuai dengan Perda tentang Penyertaan Modal yakni Perda Nomor 8/2013 yang telah diubah dengan Perda Nomor 11/2019.

“Penyertaan modal BUMD diperlukan dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 54/2017 tentang BUMD, untuk pengembangan usaha dan penguatan struktur permodalan guna memperkuat usaha bisnisnya,” kata Sobirin.

Kondisi BPR Jatim saat ini dinilai kategori A (sehat) dan positif,  dengan penilaian beberapa indikator, antara lain mampu menyalurkan kredit pada sektor produktif hingga 91,95 persen yang fokus pada usaha mikro dan kecil, selebihnya kredit konsumtif.

Pada 2024, BPR Jatim menyetorkan deviden ke PAD Jawa Timur sebesar Rp9,4 miliar. Sementara angka Non-Performing Loan tercatat 9,94 persen.

Pewarta: Faizal Falakki

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025