Surabaya - Permintaan masyarakat Jawa Timur terhadap beragam baju kain batik meningkat hingga 50 persen menjelang Lebaran 1433 Hijriah karena besarnya kebutuhan mereka menjelang momentum besar keagamaan itu. "Animo pasar perdagangan itu juga dipengaruhi semakin tingginya kesadaran masyarakat menggunakan produk khas lokal," kata Pengelola Joglo Kampoeng Batik Indonesia, Hermin Erwin, saat mendampingi 40-an mahasiswa dalam "Asia Summer Program", di Golden City Mall Surabaya, Senin. Setelah dibuka dibuka awal Mei 2012, ungkap dia, Joglo Kampoeng Batik mampu mencatat omzet sekitar Rp50 juta per bulan. "Dengan meningkatnya permintaan pasar, kami yakin omzet selama Bulan Ramadhan 1433 Hijriah naik menjadi senilai Rp100 juta," ujarnya. Bahkan, jelas dia, kenaikan omzet di pusat perbelanjaan aneka produk batik baik pakaian maupun kain tersebut diperkirakan berlanjut pada bulan mendatang. "Apalagi, kini masyarakat Jawa Timur banyak yang sudah mengenal lokasi ini," katanya. Meski pada pekan pertama Ramadhan 1433 Hijriah, pengunjung masih sepi, ia tetap optimistis bahwa mulai pekan kedua sampai berikutnya kunjungan masyarakat kian meningkat. "Dengan kondisi itu maka akan bermuara pada permintaan pasar yang naik 50 persen dibandingkan bulan normal," katanya. Besarnya permintaan pasar, kata dia, didukung oleh koleksi dari 33 stan beragam produk batik yang tersedia di Joglo Kampoeng Batik Indonesia. Bahkan, seluruh gerai sudah terisi 100 persen. "Beberapa waktu lalu, dua stan baru juga dibuka yakni gerai Sumenep dan Sulawesi," katanya. Sementara itu, ia mengemukakan, dari 33 stan yang tersedia di sana dominasi 70 persen gerai tersebut menawarkan berbagai batik dengan motif khas sejumlah daerah di provinsi ini. Selanjutnya, gerai lain berasal dari Jawa Tengah (Jateng), Jawa Barat (Jabar) sampai luar Pulau Jawa. "Joglo Kampoeng Batik Indonesia juga menjual produk kerajinan tangan, seperti tas batik, tenun, songket, dan barang antik. Untuk memanjakan pengunjung, kami beri diskon 10 persen selama Ramadhan," katanya. Mengenai kedatangan 40-an mahasiswa asing dalam "Asia Summer Program" (ASP), lanjut dia, mereka adalah mahasiswa dari lima universitas dari lima negara yakni Indonesia, Malaysia, Jepang, Korea, dan Thailand. Kelima universitas dimaksud adalah Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya (Indonesia), Dongseo University atau DSU (Korea Selatan), Bangkok University (Thailand), Universiti Malaysia Perlis (Malaysia), dan Josai International University (Jepang). "Kedatangan mereka adalah bagian dari 'field trip' dalam kelas 'Creative Business Development with Surabaya Flavor'," katanya, didampingi koordinator ASP 2012 dari Universitas Kristen Petra, Surabaya, Meilinda SS MA. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012