Surabaya - Pengamen, tokoh lintas agama, perwakilan konsulat asing, dan komunitas kumuh binaan Yayasan Pondok Kasih (YPK) Surabaya menyaksikan orkestra di Surabaya, Sabtu malam. Pertunjukan musik orkestra yang selama ini identik dengan musik kalangan atas itu dikemas dengan Konser Amal bertajuk "Songs of Hope" yang digelar YPK bersama Surabaya Symphony Orchestra (SSO). "Melalui malam amal ini, kami ingin mengajak untuk bersama-sama mengasihi dan memperhatikan kaum miskin dan termajinalkan, khususnya yang ada di Surabaya agar mereka dapat memiliki harapan untuk masa depan yang lebih baik," kata Ketua YPK, Dr Hana Amalia Vandayani Ananda. Ia menilai mungkin tak pernah ada pertunjukan orkestra yang megah dan dihadiri kaum tak mampu. "Kami ingin memberikan kebahagiaan tersendiri pada kaum papa. Tak ada lagi perbedaan status antara si kaya dengan si miskin. Semuanya berbaur dalam nuansa kebersamaan dan persaudaraan," katanya. Dalam penampilannya, Surabaya Symphony Orchestra (SSO) menghadirkan tembang-tembang beragam, mulai dari bernuansa perjuangan, lagu rohani, sampai tembang klasik karya komponis besar dunia. Tembang yang dimaksud antara lain, Indonesia Pusaka, Besar Setia-MU, Carmen Fantasy Op. 25, dan Battle Hymn of the Republic, bahkan Paduan Suara dari Panti Asuhan Pondok Kasih juga diajak SSO untuk berkolaborasi. "Saya pribadi sangat kagum dan respek dengan misi kasih yang dijalankan oleh Yayasan Pondok Kasih. Untuk itu, ketika ada tawaran untuk menggelar konser musik amal, kami langsung mengiyakan," kata dirigen dan motor utama SSO, Solomon Tong. Setelah konser kakak kandung Pendeta Stephen Tong yang terkenal itu usai, Sekretaris Jenderal DPP Forum Komunikasi Kyai dan Cendekiawan Muslim Indonesia (FKCMI) Mas Muhlisinalahuddin mengaku baru kali ini melihat secara langsung pertunjukan orkestra. "Kalau kami mengajak SSO untuk berkolaborasi memadukan musik klasik dengan rebana dan hadrah, pasti luar biasa hasilnya," kata salah satu tokoh agama asal Jember itu. Hal senada juga diungkapkan Kanjeng Pangeran Agus Purwanto Suryobudoyo MBA selaku Ketua Umum DPP Lembaga Budaya Majapahit. "Saya bisa membayangkan, bagaimana kalau musik kasik dipadukan dengan kesenian tradisional Jawa, tentu menghasilkan harmonisasi yang luar biasa," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012