Surabaya - Ketua Kompartemen Manajemen Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) Adig Suwandi mengemukakan, kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan subsidi biaya distribusi cukup efektif menekan lonjakan harga gula di pasaran.
"Saya kira itu kebijakan itu cukup bagus dan efektif mereduksi harga gula di beberapa daerah yang masih stabil tinggi," katanya ketika dihubungi di Surabaya, Senin.
Menurut Adig, tingginya harga gula di tingkat eceran yang mencapai Rp13.000 per kilogram menjelang Ramadhan, tidak lepas dari tingginya harga tender pada tingkat produsen beberapa waktu sebelumnya.
Gula yang diperdagangkan saat ini berasal dari hasil tender ketika harga masih di atas Rp10.500 per kilogram. Sementara harga yang terbentuk pada tender pekan ini sudah turun di bawah Rp10.000 per kilogram.
"Ada perjalanan waktu sehingga tidak mungkin sekarang harga tender turun, besoknya langsung berdampak terhadap turunnya harga di tingkat eceran," kata Adig Suwandi yang juga General Manajer Marketing PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI.
Ia mencontohkan, pada tender sebanyak 3.000 ton gula milik PTPN XI yang berlangsung 12 Juli 2012, harga yang terbentuk sebesar Rp9.825 per kilogram atau turun dibanding satu bulan sebelumnya yang mencapai kisaran Rp10.500-Rp11.000 per kilogram.
Kendati harga gula cenderung tinggi, Adig Suwandi menilai hal itu sebenarnya tidak terlalu berdampak terhadap pengeluaran rumah tangga, karena konsumsi gula masyarakat Indonesia masih rendah.
"Konsumsi gula masyarakat kita rata-rata hanya 12 kilogram perkapita setiap tahun atau satu kilogram perorang setiap bulan. Beda dengan konsumsi beras yang mencapai 139 kilogram perkapita setiap tahun," tambahnya.
Ia mengakui, saat terjadi panen raya tebu dan puncak produksi gula yang sejalan dengan banyaknya barang dijual di pasar, seharusnya harga ikut turun.
"Namun demikian, tetap perlu dijaga agar penurunan harga dalam batas-batas yang menguntungkan produsen dan petani sehingga memberikan efek motivasi untuk meningkatkan produktivitas. Yang jelas, harga eceran ditentukan mekanisme pasar," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, pihaknya mengalokasikan anggaran sekitar Rp12,5 miliar untuk subsidi distribusi empat jenis sembako plus, yakni beras, terigu, minyak goreng, dan gula serta sayuran.
Kebijakan yang dijalankan saat menjelang dan selama bulan Ramadhan itu, diharapkan bisa meredam atau mengontrol kenaikan harga komoditi tersebut di pasaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012