Madiun - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menemukan sebanyak 31 kasus baru penderita HIV/AIDS di wilayah setempat dalam kurun waktu Januari hingga Juli 2012.
Pelaksana Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Madiun, Hery Setiawan, Rabu mengatakan, jumlah ini hampir menyamai dari temuan kasus serupa pada tahun 2011 yang tercatat lebih dari 40 kasus.
"Padahal ini baru pertengahan tahun. Angka temuan kasus baru HIV/AIDS tersebut dimungkinkan masih akan bertambah, karena setiap tahunnya trennya selalu naik. Temuan baru ini diperoleh dengan menggandeng PMI dan klinik VCT setempat," ujar Hery kepada wartawan.
Pihaknya merinci, dari temuan 31 kasus baru HIV/AIDS tersebut, untuk bulan Januari ditemukan lima kasus, Februari satu kasus, Maret empat kasus, April dua kasus, Mei empat kasus, Juni delapan kasus, dan Juli sudah tujuh kasus temuan baru.
"Temuan kasus baru tersebut menyebar hampir di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun. Di antaranya, Kecamatan Dolopo, Jiwan, Kare, Madiun, Pilangkenceng, Gemarang, Saradan, Balerejo, Sawahan, Geger, Dagangan, dan Mejayan," papar Hery.
Adapun jumlah kasus temuan HIV/AIDS di Kabupaten Madiun secara total sejak pertama kali ditemukan tahun 2002 hingga Juli 2012 telah mencapai 169 kasus. Dari jumlah total tersebut, 55 penderita di antaranya telah meninggal dunia dan sisanya sebanyak 114 penderita masih bertahan hidup.
Menurut dia, secara umum jumlah penderita penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Madiun terus menunjukkan tren meningkat. Selain meningkat, telah terjadi pergeseran faktor penyebab penularan penyakit ini, yakni dari para perisiko tinggi ke kalangan yang tidak termasuk perisiko tinggi.
"Jika biasanya penyebaran penyakit ini berada di kalangan perisiko tinggi seperti wanita pekerja seks (WPS) dan pengguna narkoba melalui jarum suntik, namun saat ini telah menjangkiti para ibu rumah tangga yang termasuk tidak perisiko tinggi," terang dia.
Data KPA setempat mencatat, penderita HIV/AIDS berdasarkan risiko penularan tertinggi berada di kalangan ibu rumah tangga yang mencapai 26,19 persen atau sebanyak 44 penderita, pelanggan WPS mencapai 23,21 persen atau sebanyak 39 penderita, dan WPS langsung mencapai 19,64 persen atau sebanyak 33 penderita. Sisanya ditularkan dari risiko lain seperti narkoba jarum, kaum gay, kaum waria, dan perinatal (kelahiran).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012