Surabaya - Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) bekerja sama dengan PT Merck Tbk menggelar pemeriksaan gratis penyakit neuropati bagi masyarakat di Surabaya dan Gresik pada 3-27 Juli 2012.
Ketua Umum Perdossi Pusat Prof Dr Hasan Machfoed di Surabaya, Rabu mengatakan, dalam kegiatan tersebut, pihaknya membuka "Neuropathy Service Point" (NSP) di empat rumah sakit, yakni RS PHC dan RS Siloam (3-14 Juli), serta RS Adi Husada dan RS Petrokimia Gresik (16-27 Juli).
"Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program serupa yang sudah kami gelar di enam rumah sakit di Jakarta pada Juli lalu," katanya.
Hasan Machfoed menjelaskan, penyakit neuropati merupakan kondisi perubahan struktur dan fungsi saraf pada manusia yang gejalanya antara lain ditandai rasa nyeri, kesemutan, mati rasa, otot kaku, dan kram.
Menurut ia, neuropati umumnya dialami sekitar 26 persen orang yang berusia di atas 40 tahun. Bahkan, penderita penyakit diabetes atau kencing manis cukup rawan terkena neuropati.
"Untuk penderita diabetes, prevalensinya bisa mencapai 50 persen atau satu dari dua penderita. Neuropati juga dapat menyerang mereka yang mengalami kekurangan asupan vitamin B1, B6 dan B12," tambahnya.
Ia berharap, melalui pembukaan NSP dan pemeriksaan gratis, masyarakat menjadi lebih sadar dan tahu mengenai neuropati, sehingga bisa melakukan pencegahan.
Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi Perdossi Pusat Dr Manfaluthy Hakim Sp.S(K) mengatakan, peluncuran NSP dan pemeriksaan neuropati di enam rumah sakit di Jakarta mendapatkan respon positif dari masyarakat.
"Lebih dari 2.200 orang yang memanfaatkan untuk pemeriksaan kondisi saraf. Sebagian dari mereka ada yang dirujuk ke dokter spesialis saraf untuk penanganan lebih lanjut," paparnya.
Ia menjelaskan, pemeriksaan di NSP berupa skrining non-invasif sehingga lebih cepat, mudah dan aman, sehingga tidak sampai mengganggu masyarakat menjalankan ibadah puasa.
Direktur Merck Serono (Divisi Obat Peresepan PT Merck Tbk) Evie Yuli menambahkan, bahaya neuropati sering diabaikan masyarakat, padahal penyakit ini berpotensi menyerang siapa saja dan pencegahannya sangat mudah.
"Setelah Jakarta dan Surabaya, mudah-mudahan program peduli kesehatan saraf melalui NSP bisa dilakukan di kota-kota lainnya," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012