Surabaya - Industri grafika nasional diprediksi mencatat pertumbuhan 6,5 persen pada 2012 karena mengikuti perkembangan industri di berbagai sektor.
"Selama industri di Tanah Air tumbuh maka otomatis industri grafika termasuk 'printing' juga ikut tumbuh," kata Ketua Umum Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia, Jimmy Juneanto, dalam acara "Opening Ceremony Surabaya Printing Expo/SPE Tahun 2012", di Surabaya, Kamis.
Ia mencontohkan, saat ini industri otomotif seperti kendaraan bermotor maupun mobil pasti memerlukan pamflet dan katalog untuk menjual produknya.
"Belum lagi industri lainnya. Bahkan, pertumbuhan industri grafika bisa lebih meningkat seiring kian meningkatnya populasi penduduk di Indonesia," ujarnya.
Meski industri grafika diharapkan tumbuh 6,5 persen, ia optimistis di sektor pengemasan bisa tumbuh 7,5 persen atau melebihi pertumbuhan ekonomi nasional 2011.
"Apalagi, kini konsumen punya cita rasa lebih tinggi terhadap suatu produk. Kalau dulu seorang konsumen yang beli sepatu hanya melihat kualitas produk maka sekarang lebih kepada bagaimana produk itu dikemas," katanya.
Dengan demikian, saat ini kemasan sudah ada nilainya bagi masyarakat sehingga meningkatkan daya tarik konsumen untuk membeli beragam produk.
"Oleh karena itu, kami yakin konsumsi kertas pada 2015 bisa meningkat menjadi 40 kilogram per kapita dibandingkan sekarang hanya 32 kilogram per kapita," tuturnya.
Namun, lanjut dia, konsumsi saat ini lebih baik dibanding 2009 yang tercatat 25 kilogram per kapita.
"Untuk tahun ini kami targetkan konsumsi kertas selama 2012 akan naik tujuh persen menjadi 36 kilogram per kapita," katanya.
Dengan kian berkembangnya industri grafika di Tanah Air, Direktur Krista Exhibition, Daud D Salim, meyakini, transaksi dalam perhelatan "Surabaya Printing Expo/SPE 2012" yang dilaksanakan pada 21-24 Juni 2012 di Surabaya bisa mencapai Rp100 miliar.
"Keyakinan terhadap target transaksi yang lebih besar dibanding tahun lalu Rp60 miliar karena industri grafika merupakan industri padat modal. Bahkan, kini percetakan rumah tangga bisa tumbuh hanya dengan investasi Rp50 juta," tukasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012