Surabaya - Pelaku usaha, khususnya pengusaha pelayaran di Jawa Timur merugi hingga satu juta dolar AS karena banyak kapal mereka harus antre di Dermaga Jamrud Utara mulai 29 Mei - 7 Juni karena merapatnya tiga kapal perang Amerika Serikat di dermaga tersebut. Ketua Indonesian National Shipowners Association (INSA) Surabaya, Stevens H Lesawengen, Selasa, menjelaskan, berdasarkan taksiran kerugian yang dialami mencapai satu juta dolar AS yang 40 persen diantaranya diderita oleh perusahaan pelayaran yang kapalnya sesuai jadwal sandar di Dermaga Jamrud Utara. "Sementara, kerugian sebanyak 20-30 persen dialami oleh pengusaha bongkar muat ( PBM), sedangkan 10 persen kerugian diderita oleh para pemilik barang," ujarnya, di Surabaya. Besarnya kerugian tersebut, kata dia, bisa dilihat dari biaya sandar kapal yang mencapai 15.000-20.000 dolar AS per hari. Jika jadwal sandar kapal perang AS di Dermaga Jamrud Utara memerlukan waktu 10 hari berarti besarnya biaya sewa meningkat menjadi 300.000 dolar AS. "Bahkan nominal yang dikeluarkan itu tak sedikit untuk sekadar menyewa tempat sandar kapal mereka," katanya. Di sisi lain ia menambahkan, bagi perekonomian Jawa Timur kedatangan kapal perang AS di Dermaga Jamrud Utara tidak berdampak signifikan karena dampak langsungnya dialami oleh pelaku perkapalan. Namun, baginya sebagai pelaku perkapalan yang selama ini memiliki kapal yang sandar di Dermaga Jamrud Utara kedatangan kapal AS maupun kapal lain sangat berpengaruh bagi kinerja. "Apalagi tanpa kedatangan kapal perang AS atau kapal manapun total antrean di Dermaga Jamrud Utara sudah mencapai 10-15 kapal per hari," katanya. Kini, kata dia, dengan kedatangan tiga kapal perang AS maka antrean kapal di Dermaga Jamrud Utara bisa lebih dari 10-15 kapal per hari. Hal tersebut sangat merugikan anggota INSA maupun perusahaan pelayaran lainnya. "Untuk pengalihan dermaga dari Jamrud Utara ke lainnya, kami memang belum berencana melakukannya," katanya. Akan tetapi, lanjut dia, hal terpenting yang perlu diketahui saat ini adalah siapa pun tamu yang datang ke Jatim pada dasarnya INSA Cabang Surabaya menghormati mereka termasuk kapal perang AS yang sandar di Dermaga Jamrud Utara meskipun sekadar latihan. "Pesan moral yang perlu diperhatikan oleh pemerintah yakni idealnya ada pelabuhan khusus seperti di zona tertentu yang bisa dijadikan tempat sandar kapal asing karena Tanjung Perak selama lima-enam tahun terakhir kekurangan dermaga," katanya. Kapal perang AS di Dermaga Jamrud Utara meliputi US Ship Germantown, US Ship Vandergrift, dan USGC Waesche dengan jadwal sandar antara tanggal 28 Mei hingga 7 Juni 2012. "Ketiga kapal tersebut memerlukan ruang sandar hingga 353 meter panjang dermaga Jamrud Utara dan ukuran panjang tersebut seharusnya bisa digunakan untuk sandar dua kapal komersial," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012