Sidoarjo - Seorang pelukis bernama Anggi Heru S yang juga korban Lumpur Lapindo asal Desa Siring, Kecamatan Porong, Sidoarjo turut mewarnai peringatan enam tahun semburan Lumpur Lapindo dengan melukis menggunakan media lumpur.
"Saya sengaja melukis dengan menggunaan media lumpur ini sebagai bukti bahwa tanah leluhur kami masih bisa digunakan untuk menghasilkan sebuah karya yang bagus dan memiliki nilai seni tinggi," katanya saat ditemui di sela - sela penyelesai lukisannya di tanggul Pos Pantau Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, Selasa.
Ia mengemukakan, dirinya sengaja menggunakan media lumpur sebagai media lukisan dibandingkan dengan media lain seperti cat minyak atau cat air yang banyak digunakan oleh para pelukis umumnya.
"Dengan menggunakan media lumpur ini hasilnya bisa lebih artistik mengingat gradasi warna yang dihasilkan dalam lukisan terlihat sangat alami serta tidak banyak memerlukan kerumitan dalam pembuatan lukisan ini," tuturnya.
Ia mengatakan, konsep dari lukisan lumpur yang dilakukan kali ini mengambil tema suara rakyat yang ingin menggambarkan betapa masih menderitanya para korban lumpur yang ganti ruginya masih belum ada kejelasan hingga saat ini.
"Termasuk orang tua saya sendiri yang pembayarannya masih kurang 80 persen hingga saat ini pun masih belum ada kejelasan kapan akan terlunasi, sehingga tidak menjadi beban penderitaan bagi warga," tukasnya.
Ia mengemukakan, pada lukisan berukuran 130 kali 130 centimeter kali ini dirinya menggambarkan penderitaan korban lumpur dengan bentuk lukisan kepala manusia yang sedang berteriak kepada tanah leluhur mereka yang sudah ditenggelamkan oleh lumpur.
Selain itu, pada lukisan tersebut juga terlihat ada gambar candi yang menyatakan kalau pada jaman dahulu di lokasi tenggelamnya lumpur merupakan wilayah yang subur dan banyak menghasilkan barang kebutuhan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya.
"Lukisan ini nantinya akan saya pajang selama beberapa hari di tanggul penahan lumpur supaya bisa dilihat orang banyak betapa penderitaan para korban lumpur ini masih belum terselesaikan hingga saat ini," ucapnya.
Dalam peringatan enam tahun semburan Lumpur Lapindo ini juga diperingati dengan berbagai macam aksi lainnya, seperti aksi teatrikal anak-anak dari sanggar Al Faz dari Besuki Timur dan juga istigasah akbar yang dilakukan di titik 25.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012