Sidoarjo - Puluhan Korban Lumpur yang tinggal di Perumahan Kahuripan Nirwana Village memilih tetap bertahan di tenda yang dipasang di depan pintu masuk perumahan sebagai bentuk protes menuntut pemberian sertifikat rumah mereka dari pengembang perumahan. Salah seorang perwakilan warga, Anang Sholeh, Kamis, mengatakan, pihaknya memilih bertahan di tenda tersebut sebagai bentuk protes kepada Minarak Lapindo Jaya (MLJ) melalui pengembang perumahan yakni Mutiara Mashur Sejahtera. "Kami meminta supaya sertifikat rumah milik kami ini segera diberikan mengingat sudah lebih dari tiga tahun kami tinggal di tempat ini masih belum juga mendapatkan sertifikat tersebut," katanya. Ia mengemukakan, saat ini terdapat sekitar 1.600 pemilik rumah yang belum mendapatkan sertifikat dari pengembang perumahan dengan alasan yang bermacam - macam. "Alasan yang diberikan oleh pengembang perumahan itu di antaranya proses sertifikat rumah tersebut masih diproses di Badan Pertanahan Negara (BPN) dan juga ada informasi kalau pengembang perumahan kehabisan uang untuk mengurus sertifikat tersebut," katanya. Ia mengemukakan, pihaknya mengaku telah didatangi oleh perwakilan dari Minarak Lapindo Jaya yang meminta kepada warga supaya segera membongkar tenda di depan pintu utama perumahan mereka. "Tetapi permintaan Lapindo untuk membongkar tenda milik warga ini dengan tegas ditolak karena belum adanya kejelasan terkait dengan proses pembuatan sertifikat tersebut," katanya. Menurut warga, kata dia, akan dengan rela membongkar tenda tersebut kalau sudah ada kejelasan terkait pemberian sertifikat dalam waktu dekat ini. "Kami memilih tetap bertahan di tenda ini sebagai bentuk protes kami dengan harapan pemerintah lebih mengerti terhadap penderitaan warga korban lumpur yang tinggal di KNV seperti kami sekarang ini," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012