Surabaya - Penyelenggara Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2012 menargetkan transaksi senilai Rp2,5 miliar untuk "pasar" di kompleks Balai Pemuda Surabaya yang berlangsung pada 4-14 Mei 2012. "Meski Gedung Utama Balai Pemuda terbakar tahun lalu, namun tak menyurutkan niat kami untuk tetap menggelar PSLI," kata Ketua SPLI sekaligus Direktur Sanggar Merah Putih, M Anis di Surabaya, Rabu. Didampingi bidang informasi PSLI 2012, Heti Palestina Yunani, ia menjelaskan PSLI yang berlangsung untuk kelima kalinya itu tetap digelar di halaman parkir atau seluruh kompleks Balai Pemuda. "Kendati kompleks Balai Pemuda itu sudah minus Gedung Utama, tapi jumlah stan dalam PSLI kali ini relatif sama. Jika PSLI 2011 masih menggunakan bangunan yang termasuk cagar budaya di Kota Surabaya itu menampung 164 stan, maka tahun ini hanya kehilangan tujuh stan menjadi 157 stan," paparnya. Namun, minat dan animo peserta serta masyarakat terhadap PSLI selalu besar dan meningkat tiap tahunnya. "Itu sudah terasa sejak pendaftaran PSLI 2012 yang dibuka pada 10 Februari 2012, ternyata hanya dalam waktu 24 jam, sebanyak 157 stan yang kami sediakan langsung habis," ucapnya. Menurut dia, hal itu menunjukkan bahwa kota Surabaya sudah mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan kegiatan kesenian berskala nasional. "Untuk even serupa, para pelukis sudah menempatkan PSLI di Surabaya di urutan teratas prioritas keikutsertaan mereka," tukas M Anis yang juga pelukis itu. Tahun ini, para pelukis dari berbagai kota yang ikut serta datang dari Jawa Timur, antara lain Surabaya, Banyuwangi, Lamongan, Trenggalek, Kediri, Mojokerto, Blitar, dan Tuban. Dari Jawa Tengah, ada Semarang yang selalu hadir sejak PSLI digelar pada 2008, lalu Klaten, Salatiga, Solo, dan Yogyakarta. Ada pula dari Jakarta, Tangerang, Bandung, Cirebon, serta pelukis Bali. "Kami berharap PSLI akan menjadi even reguler setiap tahun, dan terus dikembangkan dengan mengundang pelukis-pelukis dari ASEAN dan negara-negara lainnya," ujarnya, berharap. Hingga kini, pelukis asal Semarang selalu mendominasi jumlah stan yaitu sebanyak 37 stan, kemudian disusul pelukis Surabaya dan Banyuwangi yang masing-masing 19 stan, lalu Tuban dengan 10 stan. "Satu stan tidak hanya ditempati satu pelukis, melainkan menjadi stan bersama oleh beberapa pelukis, maka jika dijumlahkan secara rata-rata pelukis yang ikut serta kali ini sedikitnya 300-400 pelukis," paparnya. Berbeda dengan even kesenian yang ada, PSLI sengaja di-"setting" sebagai pasar terbuka yang mempertemukan para pelukis sebagai pekerja seni yang juga bisa digolongan sebagai pelaku bisnis/pengusaha di bidang kreatif dengan para penikmat seni. "Jadi, tidak hanya sebagai ajang apresiasi, namun juga melakukan transaksi yang bernilai ekonomis setara dengan bisnis-bisnis lain. Surabaya sebagai kota perdagangan juga berpotensi besar sebagai pasar yang mampu menjual karya-karya seni, dan pasar seni inilah yang potensial," tuturnya. Potensi itu, katanya, juga tergambar pada besarnya nilai ekonomis PSLI. PSLI 2009, nilai transaksinya tercatat sebesar Rp750 juta, PSLI 2010 melonjak tajam menjadi Rp1,72 miliar, dan PSLI 2011 mencapai Rp1,9 miliar. "Saya berharap nilai transaksi tahun ini akan meningkat lagi mencapai Rp2,5 miliar, apalagi Menteri BUMN Dahlan Iskan, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Wali kota Surabaya Tri Rismaharini akan hadir pada pembukaan PSLI 2012 pada hari Jumat (4/5) pukul 16.30 WIB," imbuhnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012