Bojonegoro - Balai Besar Bengawan Solo menutup tujuh pintu bendung gerak Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, namun air tetap ada yang dikeluarkan melalui pintu pembersih lumpur sekitar 11 meter kubik per detik. "Balai Besar Bengawan Solo di Solo, menginstrusikan ada pengeluaran air melalui pintu pembersih lumpur untuk mencukupi kebutuhan air di daerah hilirnya," kata salah seorang karyawan kontraktor pelaksana proyek bendung gerak PT Adhi Karya, Rochim di lokasi bendung gerak, Senin. Ia menjelaskan, penutupan pintu bendung gerak tersebut, merupakan persiapan peresmian yang dijadwalkan dilakukan langsung dua menteri yaitu Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa pada Rabu (2/5). Penutupan pintu bendung gerak, lanjutnya, termasuk penutupan dua pintu pembersih lumpur di kanan kirinya pada Minggu (29/4) pukul 19.00 WIB. "Ketika semua pintu ditutup, tidak ada air yang mengalir di daerah hilirnya," katanya, mengungkapkan. Karena itu, lanjutnya, Balai Besar Bengawan Solo di Solo, kemudian memerintahkan ada pengeluaran air melalui satu pintu pembersih lumpur yang lokasinya di Desa Padang, Kecamatan Trucuk. "Kami mengeluarkan air melalui pintu pembersih lumpur, Senin sekitar pukul 05.00, WIB," ucapnya. Lebih lanjut, ia menjelaskan teknis pengeluaran air bedung gerak dari daerah hulu ke daerah hilirnya sesuai desain bendung gerak, seharusnya melalui dua pintu bendung gerak yang konstruksinya berbeda dengan lima pintu bendung gerak lainnya. Dua pintu itu, lanjutnya, posisinya lebih rendah masing-masing sekitar 50 cm, dibandingkan dengan lima pintu bendung gerak lainnya, ketika semuanya dalam kondisi tertutup. Air di daerah hulunya penuh dan kemudian hanya melimpas melalui dua pintu itu. Ia menambahkan, ketika terjadi penutupan semua pintu, jarak antara air di daerah hulunya dengan dua pintu pelimpas hanya sekitar 70 cm, dalam waktu sekitar 10 jam. "Sistem penggerak pintu semuanya bisa berfungsi dengan normal," ujarnya, menegaskan. Data teknis bendung gerak memiliki panjang 1.841,752 meter, mampu menampung air sebanyak 13 juta meter kubik dari daerah tangkapan air seluas 12,467 km2. Bendung gerak tersebut mampu mencukupi kebutuhan air irigasi pertanian lewat pompanisasi dengan debit 5.850 liter/detik di Kabupaten Blora seluas 665 hektare dan 4.949 hektare di Kabupaten Bojonegoro.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012