Kediri - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, membatasi pembangunan perumahan mewah di daerah ini yang mulai banyak berdiri dengan memanfaatkan areal persawahan. "Kami akan melarang pembangunan perumahan. Tiap tahun terjadi penyusutan lahan yang cukup besar," kata Wali Kota Kediri Samsul Ashar di Kediri, Jumat. Sejumlah tanah pertanian di Kota Kediri memang saat ini banyak dimiliki para pengembang. Tujuannya, tidak lain untuk dibangun menjadi rumah ataupun perumahan mewah. Salah satunya di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Bahkan, saat ini tanah tersebut sudah diberi kaveling siap untuk dibangun perumahan mewah. "Kalau izin kan harus dengan Wali Kota, nanti tidak akan saya beri izin," kata Wali Kota menegaskan. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Kediri Semeru Singgih mengatakan luas lahan di wilayah kota memang sudah berkurang cukup tinggi. Setiap tahun, ada sekitar 3-4 hektare per tahun luas lahan yang berkurang. Selain digunakan untuk perumahan, juga pertokoan, maupun bangunan lainnya. Ia mengatakan, selama ini sektor pertanian menjadi andalan di Kota Kediri. Dari luas lahan yang ada saat ini sampai 2.000 hektare, yang bisa ditanami padi hanya 1.500 hektare saja. "Luas lahan sudah berkurang jauh. Padahal, selama ini sektor pertanian andalan dari Kediri. Tiap tahun, rata-rata produksi padi mencapai 13 ribu ton," katanya mengungkapkan. Ia mengatakan, dengan semakin susutnya lahan pertanian kemungkinan juga bisa berdampak pada produksi padi di wilayah kota. Saat ini, segala upaya dilakukan agar produksi bisa lebih dengan lahan yang terbatas. "Pada 2012 ini, kami menargetkan produksi gabah sampai 15 ribu ton gabah. Kami berupaya keras untuk bisa tercapai," ucapnya. Beberapa cara yang dilakukan, kata dia, di antaranya dengan perbaikan lahan, pemupukan berimbang, serta penggunaan bibit yang baik. Ia juga berharap, dengan lahan di kota yang semakin terbatas, ke depan tidak akan berpengaruh pada produksi gabah di Kediri. Dengan itu, masyarakat di Kediri tidak akan kesulitan mendapatkan bahan pokok terutama beras, karena mereka masih mudah mendapatkan dari lahan sendiri. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012