Surabaya - Enam terminal bahan bakar minyak (BBM) Pertamina Unit Pemasaran Jawa Timur - Bali - Nusa Tenggara menerapkan sistem Anjungan Validasi Mandiri (AVM) sebagai bentuk komitmennya bisa menyalurkan BBM tepat waktu, jumlah, mutu, dan sasaran.
General Manager Pertamina Pemasaran Jatim-Bali - Nusa Tenggara, Afandi, di Surabaya, Kamis, mengemukakan, saat ini ada enam terminal BBM yang telah memberlakukan sistem AVM.
"Keenam terminal BBM di Jawa Timur itu meliputi Surabaya Group, Madiun, Malang, Tanjungwangi, Tuban, dan Camplong," ujarnya, ditemui di sela peluncuran sistem AVM, di Terminal BBM Surabaya Group.
Menurut dia, AVM adalah sebuah sistem yang diciptakan untuk menjamin pelayanan penyaluran BBM ke SPBU. Sistem AVM ini dimulai dengan pembuatan rencana penyaluran BBM ke SPBU pada H-1.
"Dengan AVM, secara sistem akan membuat skala prioritas berdasarkan ketahanan stok di SPBU, omzet harian SPBU, dan waktu tempuh dari terminal BBM," katanya.
Kemudian, sesuai rencana penyaluran tersebut maka sistem mulai membagi mobil tanki yang akan melaksanakan penyaluran BBM ke SPBU.
"Mekanisme pemakaian Sistem AVM dimulai dengan melakukan pemindaian sidik jari awak mobil tanki dan akan keluar perintah pengisian mobil tanki ke terminal BBM," katanya.
Setelah melakukan pengisian, kata dia, awak mobil tanki akan menerima surat jalan ke SPBU yang harus dilayani. Ketika melakukan pengiriman SPBU maka awak mobil tanki harus meminta bukti tanda terima dari surat jalan yang dibawanya.
"Kalau mereka sudah kembali dari SPBU, awak mobil tanki kembali melakukan pemindaian sidik jari sekaligus memindai bukti penerimaan BBM dari SPBU," katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, bisa dikonfirmasi antara perencanaan di awal dan hasil pengiriman. Bahkan, bukti pengiriman juga langsung tersimpan di dalam system, sehingga lebih mudah diakses kembali.
"Padahal sebelum adanya AVM, dokumentasi penyaluran memakai dokumen fisik sehingga prosesnya lebih lama dan boros biaya dalam pencetakan dokumen," katanya.
Ia optimistis, penerapan AVM mampu meningkatkan efektifitas pengiriman BBM ke SPBU, mengurangi peluang kesalahan distribusi secara manual, dan meningkatkan kepuasan mitra kerja atau pengelola SPBU. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012