Migrant Care Jember memperluas kerja sama dengan sejumlah pemerintah desa di Kabupaten Jember, Jawa Timur untuk mensosialisasikan tata kelola migrasi aman bagi pekerja migran Indonesia (PMI) dengan menggelar focus group discussion (FGD) di kabupaten setempat, Senin.
Dalam kegiatan tersebut, sejumlah kepala desa, perangkat desa, perwakilan pekerja migran Indonesia (PMI) purna, pusat pelayanan terpadu (PPT) Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) dan tenaga ahli pemberdayaan masyarakat berdiskusi terkait sosialisasi migrasi aman dengan persoalan yang dihadapi di masing-masing desa yang tidak sama.
"Kami berupaya memperluas jangkauan kerja sama dengan pemerintah desa dengan harapan semakin banyak desa yang menerapkan tata kelola migrasi aman, adil, dan inklusi, serta memastikan hak-hak bagi pekerja migran dan anggota keluarganya," kata Koordinator Migrant Care Jember Bambang Teguh Karyanto.
Menurutnya, Migrant Care Jember sejak tahun 2017 telah memberikan pendampingan kepada kelompok Desbumi yang tersebar di tujuh desa, yakni Desa Sidomulyo, Wonoasri, Sabrang, Ambulu, Dukuhdempok, Balung Lor, dan Desa Bagorejo.
"Kami ingin memperluas kerja sama itu dengan lima desa lain untuk bisa mendorong terbentuknya Desbumi, yakni Desa Sidomukti, Seputih, Kemuningsari Kidul, Puger Kulon, dan Glundengan," tuturnya.
Sebelum memilih lima desa itu, lanjut dia, pihaknya telah melakukan asesmen terlebih dahulu untuk mengetahui komitmen dan kesungguhan perangkat desa terkait isu pelindungan pekerja migran agar memiliki visi dan misi yang sama dengan Migrant Care.
"Kegiatan pendampingan oleh Migrant Care Jember selama ini mencakup proses peningkatan kapasitas, pemberdayaan ekonomi produktif bagi anggota kelompok Desbumi, layanan migrasi aman, dan lain sebagainya," katanya.
Bambang menjelaskan pihaknya melakukan kerja sama dengan pihak desa, karena desa menjadi garda terdepan dalam proses mitigasi tentang migrasi yang aman dan sejumlah persoalan yang dihadapi oleh pekerja migran.
"Kami juga ingin mengajak para pihak untuk kerja kolaborasi dalam menjawab banyak persoalan yang dihadapi oleh desa dan pekerja migran dengan masalah yang kompleks," ujarnya.
Ia mengatakan kegiatan FGD itu juga bertujuan untuk mengetahui dinamika, masalah dan tantangan pekerja migran Indonesia dan keluarganya, terbentuknya kerja bersama antara Migrant Care Jember dan pemerintah desa terhadap isu dan hak-hak yang berkaitan dengan pekerja migran dan keluarganya.
Dalam FGD tersebut, sejumlah kepala desa memaparkan bahwa banyak warga desanya yang bekerja ke luar negeri dengan cara sembunyi-sembunyi, sehingga tidak terdata di desa sebagai pekerja migran Indonesia dan ketika ada persoalan di negara tujuan, desa yang terdampak untuk mengurus banyak hal terkait kepulangan pekerja migran yang tidak sesuai prosedur tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024