Surabaya - Cak Kancil, pelawak bernama asli Sutikno yang dikenal lawakannya natural, tidak dibuat-buat, meninggal dunia dalam dalam usia 69 tahun pada Selasa (17/4) pagi. Seorang warga Petemon Surabaya, Ratno, mengatakan sosok Cak Kancil cukup dikenal warga Jawa Timur khususnya Surabaya sebagai pemain Ludruk RRI Surabaya di era tahun 80-90-an. "Pada waktu itu saya sering melihat penampilannya yang sering membuat semua orang tertawa. Biasanya sering tampil di Balai Pemuda," kata Ratno yang juga sebagai fotografer di Bagian Humas Pemkot Surabaya. Sewaktu masih berdinas di Departemen Penerangan sebelum akhirnya pindah ke Bagian Humas Pemkot Surabaya, Ratno sering mengambil gambar Cak Kancil di setiap pagelaran. "Saya juga punya dokumentasinya," ujarnya. Menurut dia, dalam setiap penampilannya, Cak Kancil berbeda dengan para pelawak lainnya. "Dalam melawak, dia tampak natural, alami atau tidak dibuat-buat," katanya. Bahkan, lanjut dia, Cak Kancil bisa menyampaikan pesan moral di setiap penampilannya. "Mulai dari orang tua sampai anak muda, semua ikut senang," katanya. Hal sama juga diungkapkan warga Surabaya lainnya, Edi Witjayanto, meski dalam kondisi masih sakit-sakitan, Cak Kancil masih punya semangat membanyol dalam ludrukannya kendati kesenian ludruk sendiri mulai tergerus oleh budaya modern. "Apa yang dilakukan selama hidupnya cukup bermanfaat bagi warga Surabaya. Dunia pelawak kehilangan seorang sosok seniman yang 'low profile, juga baik pada sesama teman khususnya teman seniman ludruk," kata Edi yang juga Kasi Pers Humas Pemkot Surabaya ini. Cak Kancil merupakan pemain ludruk seangkatan dengan Markaban, Sapari, dan Markuat. Ketiga pemain ludruk itu telah meninggal dunia sebelum Cak Kancil akhirnya menyusul juga. Cak Kancil belakangan ini mulai sakit-sakitan karena komplikasi dan pada Selasa pagi mengembuskan nafas terakhirnya. Jenazah Cak Kancil sempat disemayamkan di rumah duka di Jalan Pelem Watu Menganti, Desa Mbadut, Gresik, Jatim dan dimakamkan di TPU Menganti Gresik. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012