Surabaya - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Institute menggaet Universitas Ciputra Surabaya meningkatkan jumlah pengusaha di Jawa Timur menjadi 1 juta wirausaha karena sampai sekarang di provinsi tersebut pengusahanya masih minim. Ketua Umum Kadin Jatim, La Nyalla Mahmud Mattaliti menjelaskan, latar belakang dibangunnya Kadin Institute dimulai pada dua tahun mengingat di Jatim banyak orang yang mempertanyakan kenapa jumlah wirausaha di provinsi itu sedikit. "Untuk itu, kami membuka Kadin Institute agar mahasiswa ataupun siswa SMA yang akan ikut bisa menjadi wirausaha. Apalagi Kadin pusat juga menargetkan 2 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau 4 juta orang di Tanah Air dapat menjadi pengusaha," katanya, usai penandatanganan nota kesepahaman antara Kadin Institute dengan Universitas Ciputra di Surabaya, Senin. Menurut dia, melalui banyaknya jalinan kerja sama dengan universitas maka ke depan peluang untuk menciptakan pengusaha muda terutama mereka yang memiliki jiwa bukan pegawai. "Minimal dengan pendidikan di Kadin Institute mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Apalagi Pemprov Jatim juga berjanji untuk membiayai pendidikan wirausaha bagi mahasiswa yang lulus dan dananya dianggarkan dari APBD," ujarnya. Sementara itu, Ketua Yayasan Kadin Institute, Profesor Sam Abede Pareno menambahkan, jalinan kerja sama antara Kadin Institute dengan Universitas Ciputra Surabaya dikarenakan keduanya memiliki satu kesamaan yaitu ingin mencetak wirausaha di Jatim. Selain itu, sebagai lembaga formal, Universitas Ciputra Surabaya telah memiliki silabus dan tenaga pendidik tetap. "Namun, Kadin Institute sebagai lembaga pendidikan nonformal memiliki kelemahan tidak memiliki tenaga pendidik tetap dan silabus yang baku, sehingga kami perlu bekerja sama dengan Universitas Ciputra Surabaya," tuturnya. Di samping itu, kata dia, silabus menjadi hal terpenting untuk segera disusun seiring Kadin Institute yang didirikan oleh Kadin Jatim ini adalah yang pertama di Indonesia. Bahkan, selama ini materinya masih mengambil dari berbagai sumber seperti dari Jepang. "Alasan lain kerja sama tersebut karena sampai sekarang tenaga pengajar di sini umumnya hanya praktisi. Kadang mereka kurang paham dengan teori ataupun kiat menjadi pengusaha," ucapnya. Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Ciputra Surabaya, Tony Antonio mengemukakan, Universitas Ciputra siap membantu Kadin Institute karena mempunyai tujuan yang sama yaitu menciptakan lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang yang bisa bekerja sama dengan mereka. "Di sisi lain, upaya ini sekaligus membantu pemerintah menyelesaikan sebagian masalah yg dihadapi Indonesia dan dunia tentang keterbatasan lapangan kerja," katanya. Akan tetapi, lanjut dia, guna menentukan silabus atau materi pengajaran pihaknya tidak bisa langsung mengaplikasikan di Kadin Institute. Selama ini, kurikulumnya sangat cermat disusun agar terintegrasi dengan semua jurusan, jurusan komputer, psikologi, bagaimana mereka menjadi enterpreneur. Selain itu, mengkontekstualkan pengusaha dalam pendidikan. "Dalam waktu dekat, kami akan perbincangkan mana yang paling sesuai bagi Kadin Institute. Untuk jadi pengusaha, harus memperhatikan kurikulum, pengajaran yang cocok, dan peserta didik sedangkan kami memiliki pengalaman dalam kelas pengusaha yakni metode 'double gardan' atau dua dosen dalam satu kelas baik dari kalangan akademis maupun praktisi," katanya.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012