Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan menyatakan Kabupaten Malang, Jawa Timur, memiliki sumber daya air yang melimpah dan bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).
"Kabupaten Malang ini sangat banyak terkait dengan pembangkit listrik tenaga mikro hidro, diperkirakan ada 60 titik aliran air yang visibel untuk PLTMH," kata Fauzan di Wisata Sumber Maron, Kabupaten Malang, Rabu.
Dia menyebut salah satu lokasi yang potensial dan dilirik untuk pengembangan PLTMH adalah di kawasan Sumber Jeruk, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.
Jika melihat pada kajian akademis yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Malang, debit air di Sumber Jeruk jumlahnya lebih besar ketimbang di wilayah Sumber Maron yang sudah lebih dulu dibangun.
Fauzan menuturkan bahwa debit air di Sumber Jeruk mampu mencapai 1.200 liter per detik. "Kalau di Sumber Maron ini 700 liter per detik," ucap dia.
Kendati demikian, pihaknya juga masih akan mengukur keberlanjutan realisasi pengembangan PLTMH, salah satunya adalah dengan mengukur debit air secara berkala, khususnya ketika memasuki masa musim kemarau.
"Tentu saja harus melihat kalau ada aliran yang kira-kira waktu kemarau habis airnya, jelas tidak mungkin (direalisasikan)," tuturnya.
Terkait nilai investasi untuk realisasi pemanfaatan sumber daya air untuk PLTMH di Sumber Jeruk masih dalam proses penghitungan.
"Masih dihitung, untuk analisa studi kelayakan itu di tahun 2019-an sewaktu kami datang sekitar Rp12 miliar-an. Tentu kalau sekarang sudah 2024 ada perubahan yang lebih tinggi," kata dia.
Dia memastikan pihaknya siap berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Malang untuk merealisasikan pengembangan PLTMH di Sumber Jeruk.
"Kami ini mendukung dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk bisa mewujudkan lahirnya PLTMH. Pak Bupati Malang punya ide untuk mengembangkan di Sumber Jeruk," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kabupaten Malang ini sangat banyak terkait dengan pembangkit listrik tenaga mikro hidro, diperkirakan ada 60 titik aliran air yang visibel untuk PLTMH," kata Fauzan di Wisata Sumber Maron, Kabupaten Malang, Rabu.
Dia menyebut salah satu lokasi yang potensial dan dilirik untuk pengembangan PLTMH adalah di kawasan Sumber Jeruk, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.
Jika melihat pada kajian akademis yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Malang, debit air di Sumber Jeruk jumlahnya lebih besar ketimbang di wilayah Sumber Maron yang sudah lebih dulu dibangun.
Fauzan menuturkan bahwa debit air di Sumber Jeruk mampu mencapai 1.200 liter per detik. "Kalau di Sumber Maron ini 700 liter per detik," ucap dia.
Kendati demikian, pihaknya juga masih akan mengukur keberlanjutan realisasi pengembangan PLTMH, salah satunya adalah dengan mengukur debit air secara berkala, khususnya ketika memasuki masa musim kemarau.
"Tentu saja harus melihat kalau ada aliran yang kira-kira waktu kemarau habis airnya, jelas tidak mungkin (direalisasikan)," tuturnya.
Terkait nilai investasi untuk realisasi pemanfaatan sumber daya air untuk PLTMH di Sumber Jeruk masih dalam proses penghitungan.
"Masih dihitung, untuk analisa studi kelayakan itu di tahun 2019-an sewaktu kami datang sekitar Rp12 miliar-an. Tentu kalau sekarang sudah 2024 ada perubahan yang lebih tinggi," kata dia.
Dia memastikan pihaknya siap berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Malang untuk merealisasikan pengembangan PLTMH di Sumber Jeruk.
"Kami ini mendukung dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk bisa mewujudkan lahirnya PLTMH. Pak Bupati Malang punya ide untuk mengembangkan di Sumber Jeruk," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024