"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Sabtu, 14 Desember 2024, pukul 16.38 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 900 meter di atas puncak," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Yadi Yuliandi dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, Sabtu.
Menurutnya, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat dan barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 154 detik.
Sejak Sabtu pagi hingga sore tercatat erupsi Gunung Semeru sebanyak tujuh kali dengan erupsi pertama terjadi pada pukul 02.39 WIB dengan letusan setinggi 700 meter di atas puncak.
Gunung Semeru masih berstatus Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya pula.
Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024