Puluhan dokter mata meningkatkan kompetensi dalam bidang koreksi penglihatan berbasis LVC atau Laser Vision Correction, dengan pendekatan yang mendalam dan bersertifikasi dari kementerian kesehatan (SKP) di LASIK Course National Eye Center (NEC) Surabaya.

Ketua pelaksana dr. Irma A. Pasaribu, Sp.M dalam keterangan diterima di Surabaya, Senin mengatakan program ini menyoroti pentingnya teknologi LVC yang menjadi salah satu metode paling dicari masyarakat untuk membantu membebaskan dari kelainan refraksi dan juga kacamata selamanya. 

“Acara ini dirancang untuk mempersiapkan dokter mata dalam menangani kasus meningkatnya prevalensi kelainan refraksi seperti miopia (mata minus), dengan meningkatkan kompetensi di bidang koreksi penglihatan berbasis laser," ucapnya. 

Terlihat beberapa dokter spesialis mata berdatangan ke Surabaya, diantaranya dari Makassar, Kalimantan, Banjarbaru, Pekanbaru.

Tahun ini, 11 pembicara berpengalaman dihadirkan, terdiri dari tujuh instruktur internal NEC dan ahli eksternal salah satunya berasal dari negeri Jiran Malaysia Assoc. Prof. Dato’ Dr. Khairidzan bin Mohd Kamal. Dengan konsep private, setiap peserta didampingi oleh satu instruktur untuk memastikan pembelajaran yang personal dan maksimal. 

"Kegiatan edukasi untuk upgrade skill ini dilakukan selama dua hari, yakni Sabtu (7/12)  hingga Minggu (8/12)," ujarnya.

Di batch ini metode pembelajaran dibagi empat sesi penting yang memberikan wawasan dari dasar sampai ke kasus mendalam agar pembelajaran menjadi terarah dan sistematis, memastikan peserta mampu mengaplikasikan teknik secara tepat dan klinis di tiap sesi yang dibahas. 

“Kami percaya, pendekatan ini akan memberikan pengalaman belajar optimal dan berdampak langsung, apalagi dengan sesi pembahasan terkait Presbyond yang merupakan metode baru dan sudah ada penerapan layanannya di National Eye Center guna menghilangkan mata minus (Myopia), mata plus (Hypermetropia), Silinder (Astigmatisme), dan mata tua (Presbyopia)," ujarnya.

Salah satu peserta Lasik Course, dr. Meiliaty Ariesta Angky asal Makassar mengaku sangat terbantu dengan program ini. Sebab, diakuinya banyak hal yang bisa ditingkatkan dalam memperdalam ilmu bedah refraksi. 

"Hari pertama mendapat materi yang berkualitas dan hari kedua kami bisa langsung praktik menggunakan mata babi langsung dibimbing oleh konsultan di sini. Salah satu materi yang berkesan bagi saya adalah LASIK Math, semoga ke depannya program ini dapat berlanjut dengan variasi baru misalnya Course SMILE, karena ini benar-benar pengalaman yang sangat berharga bagi kami sebagai praktisi bedah refraksi," ujarnya.
 

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024