Jember - Angka inflasi di Kabupaten Jember pada bulan Maret 2012 merupakan inflasi tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lain di Jawa Timur yakni mencapai 0,29 persen. "Berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat angka inflasi di Jember melebihi angka inflasi Jatim sebesar 0,08 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, Nela Octaviana, Selasa. Setelah Jember, lanjut dia, diikuti Madiun sebesar 0,22 persen, Sumenep sebesar 0,12 persen, Surabaya sebesar 0,09 persen, kemudian Kediri, 0,04 persen, dan terendah di Malang sebesar 0,01 persen, sedangkan Probolinggo mengalami deflasi sebesar 0,35 persen. "Beberapa komoditas penyumbang inflasi di Jember antara lain cabai rawit sebesar 0, 39 persen, rokok kretek sebesar 0.038 persen, dan gula pasir sebesar 0,030 persen, sehingga menyebabkan inflasi di Jember tertinggi di Jatim," paparnya. Menurut dia, tingginya harga cabai rawit di pasaran karena pasokan berkurang, sedangkan kebutuhan masyarakat akan cabai meningkat, sehingga harganya melambung tinggi dan mempengaruhi inflasi di Kabupaten Jember. Sedangkan beberapa komoditas penyumbang deflasi di Kabupaten Jember antara lain daging ayam ras sebesar 0,11 persen, beras sebesar 0,07 persen, dan telur ayam ras 0,05 persen. Panen gabah yang mencapai 60 persen dari total luas lahan sekitar 84.000 hektare pada Maret 2012 memicu penurunan harga gabah berkisar Rp3.100-Rp3.300 per kg. Hal tersebut berdampak pada penurunan harga beras sebesar 0,07 persen. Deputi Pemimpin Bank Indonesia Jember Bidang Ekonomi Moneter, Dwi Suslamanto, mengatakan secara bulanan, inflasi bulan Maret naik tipis menjadi 0,29 persen (mtm) dari bulan lalu sebesar 0,27 persen. "Ke depan, inflasi IHK akan kembali mengalami akselerasi sebagai respon ketidakpastian kenaikan harga BBM dan kenaikan gaji PNS yang dibayarkan awal bulan ini," tuturnya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012