Jalur Selingkar Wilis di Desa Samar, Tulungagung, Jawa Timur dilaporkan rusak parah dengan kondisi separuh badan jalan amblas terseret longsor yang terjadi pada Rabu (20/11) sore.

Peristiwa tanah amblas yang diawali plengsengan penahan tebing ambrol itu sempat direkam warga dan viral di media sosial.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Tulungagung Setiyono di Tulungagung, Kamis, mengatakan plengsengan jalan yang amblas mencapai 50-an meter dengan ketinggian longsor mencapai 11 meter.

Baca juga: Dua rumah rusak parah akibat longsor di Trenggalek

Insiden ini dipicu derasnya aliran air hujan yang tak mampu dialirkan sistem drainase talud.

Selain diduga salah desain konstruksi sipil, sistem pori-pori pada bangunan plengseng jalan yang belum setahun kelar dibangun itu kurang optimal dalam mengalihkan/membuang air resapan yang masuk dan mengendap di bawah tanah.

"Kami akan merekomendasikan penguatan fondasi talud serta perbaikan sistem drainase agar risiko longsor susulan bisa diminimalkan," katanya.

BPBD juga mengusulkan pemasangan pengaman tambahan berupa terasiring atau biopori yang lebih efektif di area rawan longsor.

Sebagai langkah awal, tim teknis berencana mendatangkan alat berat untuk membersihkan material longsor dan memastikan jalur kembali aman untuk kendaraan roda empat.

Longsor ini berdampak pada aktivitas warga. Petani kesulitan mendistribusikan hasil panen, dan beberapa kendaraan terpaksa memutar jauh melalui jalur alternatif.

"Kami terus memantau kondisi wilayah, karena curah hujan tinggi masih berpotensi memicu longsor di area lain," tambah Setiyono.
 

Sebagai bagian dari mitigasi bencana, BPBD juga akan mengedukasi masyarakat mengenai pemantauan gejala awal longsor, seperti retakan tanah dan perubahan aliran air guna meningkatkan kesiapsiagaan di kawasan perbukitan.

Selain longsor, hujan deras di wilayah Tulungagung pada hari yang sama juga menyebabkan banjir di Desa Notorejo dan pohon tumbang di Kedungwaru serta Kauman.

BPBD memastikan upaya penanganan di semua lokasi terdampak berlangsung intensif.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024