Kediri - Kepolisian Sektor Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyelidiki kasus seorang suami yang tega memendam tubuh istrinya di belakang rumah.
"Kami masih lakukan penyelidikan atas kasus tersebut. Pihak suami masih kami periksa intensif," kata Kepala Polsek Ngadiluwih, AKP Mashuri di Kediri, Senin.
Warga Dusun Selatan, Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri dikejutkan dengan penemuan lubang yang diketahui terdapat jenazah Simyati (76). Ia adalah istri dari Trimo (74), seorang mantan karyawan Pabrik Gula Ngadirejo, Kabupaten Kediri. Lubang itu terletak di belakang rumah yang menjadi tempat tinggal mereka.
Kapolsek mengatakan, kasus itu terungkap saat cucu mereka yang tinggal di Dusun Krajan, Desa Mangunrejo, kecamatan Ngadiluwih, berkunjung ke rumah itu. Ia tidak melihat ada neneknya, yang memang diketahui menderita sakit.
"Sakitnya sudah lama. Awalnya menderita diabetes lalu lumpuh," kata Kapolsek mengungkapkan.
Saat ditanya oleh cucunya, lanjut dia, Trimo mengatakan jika neneknya sedang dirawat di Mojokerto, namun karena curiga ia akhirnya melaporkan hal ini ke perangkat desa setempat.
Kecurigaan juga bertambah, ketika pada Rabu (21/3) ia meminta surat keterangan dari desa yang menyatakan jika istrinya meninggal di Mojokerto. Perangkat pun memberikan surat itu, tanpa melakukan cek kepastian Simyati meninggal. Kejadian ini akhirnya dilaporkan ke polisi.
Petugas, kata dia, langsung ke rumah Trimo. Ia sempat dibawa ke markas Polsek Ngadiluwih untuk dimintai keterangan terkait dengan menghilangnya istrinya.
"Awalnya, ia mengatakan istrinya sudah dilarung di Jawa Tengah, namun setelah didesak lagi ia mengaku jika istrinya dipendam di belakang rumah," ucapnya.
Mengetahui itu, petugas langsung ke lokasi. Dengan bantuan warga, mereka melakukan cek di sejumlah lokasi, dan mendapati ada bekas galian. Warga langsung melakukan penggalian, dan mengetahui jika ada mayat di lokasi tersebut.
Saat makam itu dibongkar, diketahui jenazah itu sudah dibungkus dengan kain kafan mengahadap ke arah barat dan posisi kepalanya mendongak ke atas. Tubuhnya ditutup dengan karung bekas, lalu papan kayu dan dipendam dalam tanah dengan kedalaman sekitar 1 meter dan lebarnya 1,5 meter.
Polisi membawa jenazah Simyati itu ke RS Bhayangkara, Kediri untuk dilakukan "visum et repertum". Belum diketahui dengan pasti, Simyati menjadi korban pembunuhan atau bukan.
Dari penyelidikan sementara, kata Kapolsek, Trimo mengaku jika istrinya sudah tidak mau makan sejak Senin (19/3). Ia meninggal pada Jumat (23/3) tengah malam, dan terpaksa menguburkan jenazah istrinya di belakang rumah.
"Dari pengakuan, Trimo ini mengaku mendapat wasiat dari istrinya, yang meminta agar dimakamkan di belakang rumah dan setelah meninggal tidak perlu diberi kiriman doa. Namun, kami akan menunggu hasil visum untuk kepastiannya," katanya menegaskan.
Kepala Dusun Selatan, Desa Tales, Priyanto mengatakan jika Trimo itu memang agak keras. Namun, ia tidak menyangka akan ada kejadian seperti ini, memendam tubuh istrinya di belakang rumah.
Ia juga mengatakan, di rumah itu memang hanya ada mereka berdua saja. Anak satu-satunya mereka sudah meninggal dunia, sementara menantu dan cucunya tinggal di tempat yang jauh dan jarang berkunjung.
Ia menambahkan, selama ini Trimo hanya mengandalkan honor sebagai penisiunan pabrik gula yang jumlahnya tidak seberapa. Namun, ia sesekali menjadi tenaga kebersihan di sekitar wisma karyawan pabrik gula, untuk menambah penghasilan.
"Kalau dia memang orangnya keras, karena dulu sebagai satpam. Tapi, ia orangnya tidak pendiam, cukup akrab dengan para tetangga. Kalau sampai memendam istrinya, jika benar istrinya sudah meninggal duluan, mungkin bingung. Tapi, kami menanti pemeriksaan petugas saja," kata Priyanto.
Sampai saat ini, Trimo masih di kantor Polsek Ngadiluwih. Ia belum bisa ditahan, karena hasil visum juga belum turun. Ia hanya dikenai wajib lapor.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012