Malang - Aksi penutupan paksa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jalan Bendungan Sutami, Kota Malang, Jawa Timur, oleh ratusan mahasiswa selama 1,5 jam, merugikan pengusaha, sekaligus membuat konsumsi BBM masyarakat tersendat. Manajer SPBU Jalan Bendungan Sutami, Cinta Nora, Senin, mengatakan, kerugian yang dialami oleh perusahaannya itu dikalkulasi dari waktu yang tersita akibat penutupan paksa oleh para pengunjuk rasa. Cinta menjelaskan, saat terjadi aksi, pihaknya biasanya mampu menghabiskan premiun sebanyak 1,2 ton senilai Rp6 juta. Namun, akibat aksi yang dilakukan ratusan mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) menutup paksa SPBU miliknya, membuat tersendatnya konsumsi BBM oleh masyarakat. "Ini tentu sangat merugikan pihak pengusaha, sebab biasanya di jam yang sama, kami mampu menghabiskan premium sebanyak 1,2 ton senilai sekitar Rp6 juta. Namun tersendat, akibat penutupan paksa oleh mahasiswa," katanya. Oleh karena itu, pihaknya meminta apabila mahasiswa melakukan aksi kembali, tidak perlu melakukan penutupan SPBU sehingga bisa merugikan pengusaha. Cinta meminta, aksi tetap bisa dilakukan namun sasaran seharusnya sejumlah instantsi pemerintah, sebab pengusaha SPBU hanya sebagai pedagang yang menjual, sementara terkait kenaikan harga pihaknya selalu mengikuti kebijakan pemerintah. Awalnya, ratusan mahasiswa menggelar aksi di Jalan Veteran, kemudian mendatangi SPBU dan menutup paksa, sehingga menghentikan seluruh aktivitas pengisian BBM di lokasi itu. Dalam aksinya, mahasiswa mengajak masyarakat untuk bersama-sama menolak kenaikan harga BBM yang akan diberlakukan pemerintah awal April 2012.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012