PT PAL Indonesia bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) melaksanakan keel laying atau peletakan lunas kapal Fregat Merah Putih ke-2.
"Kapal ini didesain dengan kemampuan tempur empat matra yakni surface to surface warfare (sesama kapal permukaan), surface to air warfare (serangan udara), surface to submarine warfare (serangan kapal selam), dan
electronic warfare (peperangan elektronik)," ujar Direktur Produksi PAL Indonesia Satriyo Bintoro dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Keel laying merupakan tahapan peletakan konstruksi utama struktur badan kapal dan menjadi perhitungan awal usia sebuah kapal.
Baca juga: PAL: KRI GNR-332 simbol kekuatan industri pertahanan maritim Indonesia
Digelar di fasilitas Hanggar Kapal Selam Divisi Kapal Selam PAL Indonesia, seremoni keel laying kapal Fregat Merah Putih ke-2 dipimpin Staf Ahli Bidang Ekonomi Kementerian Pertahanan (Kemhan) Mayjen TNI Steverly C Parengkuan.
Acara ini dihadiri jajaran pejabat tinggi Kemhan dan Mabesal TNI AL, Komandan Satuan Tugas (Satgas) Pembangunan Kapal Fregat Merah Putih, serta jajaran direksi, komisaris, dan manajemen PAL Indonesia.
Satriyo mengatakan proses keel laying kapal fregat ini sudah memenuhi regulasi SOLAS. Untuk tahapan keel laying disyaratkan berat blok yang sudah selesai proses assembly minimal 50 ton atau 1 persen dari total berat konstruksi kurang lebih 2.778 ton.
Lebih lanjut, ia menuturkan pelaksanaan keel laying kapal Fregat Merah Putih ke-2 dilakukan lebih cepat dari jadwal yang ditentukan pada Maret 2025.
Hal ini menunjukkan progres pembangunan kapal Fregat Merah Putih ke-2 mencatatkan deviasi positif.
Kapal fregat nantinya akan dilengkapi sistem manajemen tempur, yang merupakan jantung dari kemampuan tempur kapal, terintegrasi dengan berbagai sensor, senjata, dan sistem komunikasi memungkinkan kapal untuk memberikan efektivitas tempur yang optimal, memungkinkan kapal mampu mendeteksi dan melacak target dengan cepat dan akurat, sehingga kemampuan dapat lebih optimal untuk menetralisir ancaman.
Kapal Fregat Merah Putih ke-2 memiliki spesifikasi panjang atau length overall (LoA) 140 meter, lebar atau breadth 19,75 meter dan kecepatan maksimum 28 knots saat berlayar.
Pembangunan Fregat Merah Putih tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan alutsista nasional, tetapi juga bertujuan menciptakan industri pertahanan nasional yang kuat, mandiri, dan berdaya saing global.
Steverly Parengkuan dalam sambutannya mewakili Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari mengatakan pengadaan kapal fregat ke-2 ini bagian dari program pengembangan kekuatan pertahanan untuk mendukung TNI AL melakukan tugas dan fungsinya menjaga kedaulatan negara Republik Indonesia di laut.
"Pembangunan kapal Fregat Merah Putih ke-2 ini PT PAL Indonesia ini merupakan salah satu bentuk pembinaan industri pertahanan dalam negeri dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian membangun KRI sejenis di masa mendatang," kata Steverly.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kapal ini didesain dengan kemampuan tempur empat matra yakni surface to surface warfare (sesama kapal permukaan), surface to air warfare (serangan udara), surface to submarine warfare (serangan kapal selam), dan
electronic warfare (peperangan elektronik)," ujar Direktur Produksi PAL Indonesia Satriyo Bintoro dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Keel laying merupakan tahapan peletakan konstruksi utama struktur badan kapal dan menjadi perhitungan awal usia sebuah kapal.
Baca juga: PAL: KRI GNR-332 simbol kekuatan industri pertahanan maritim Indonesia
Digelar di fasilitas Hanggar Kapal Selam Divisi Kapal Selam PAL Indonesia, seremoni keel laying kapal Fregat Merah Putih ke-2 dipimpin Staf Ahli Bidang Ekonomi Kementerian Pertahanan (Kemhan) Mayjen TNI Steverly C Parengkuan.
Acara ini dihadiri jajaran pejabat tinggi Kemhan dan Mabesal TNI AL, Komandan Satuan Tugas (Satgas) Pembangunan Kapal Fregat Merah Putih, serta jajaran direksi, komisaris, dan manajemen PAL Indonesia.
Satriyo mengatakan proses keel laying kapal fregat ini sudah memenuhi regulasi SOLAS. Untuk tahapan keel laying disyaratkan berat blok yang sudah selesai proses assembly minimal 50 ton atau 1 persen dari total berat konstruksi kurang lebih 2.778 ton.
Lebih lanjut, ia menuturkan pelaksanaan keel laying kapal Fregat Merah Putih ke-2 dilakukan lebih cepat dari jadwal yang ditentukan pada Maret 2025.
Hal ini menunjukkan progres pembangunan kapal Fregat Merah Putih ke-2 mencatatkan deviasi positif.
Kapal fregat nantinya akan dilengkapi sistem manajemen tempur, yang merupakan jantung dari kemampuan tempur kapal, terintegrasi dengan berbagai sensor, senjata, dan sistem komunikasi memungkinkan kapal untuk memberikan efektivitas tempur yang optimal, memungkinkan kapal mampu mendeteksi dan melacak target dengan cepat dan akurat, sehingga kemampuan dapat lebih optimal untuk menetralisir ancaman.
Kapal Fregat Merah Putih ke-2 memiliki spesifikasi panjang atau length overall (LoA) 140 meter, lebar atau breadth 19,75 meter dan kecepatan maksimum 28 knots saat berlayar.
Pembangunan Fregat Merah Putih tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan alutsista nasional, tetapi juga bertujuan menciptakan industri pertahanan nasional yang kuat, mandiri, dan berdaya saing global.
Steverly Parengkuan dalam sambutannya mewakili Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari mengatakan pengadaan kapal fregat ke-2 ini bagian dari program pengembangan kekuatan pertahanan untuk mendukung TNI AL melakukan tugas dan fungsinya menjaga kedaulatan negara Republik Indonesia di laut.
"Pembangunan kapal Fregat Merah Putih ke-2 ini PT PAL Indonesia ini merupakan salah satu bentuk pembinaan industri pertahanan dalam negeri dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian membangun KRI sejenis di masa mendatang," kata Steverly.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024