Sumenep - Rektor Universitas Wiraraja Sumenep, Alwiyah, mengganggap demonstrasi yang dilakukan mahasiswanya guna menuntut dirinya turun dari jabatannya itu sebagai aksi salah alamat. "Saya diangkat sebagai Rektor Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep oleh pengurus yayasan melalui surat keputusan (SK) secara resmi. Kalau mahasiswa menginginkan saya turun dari jabatan rektor, silakan ke yayasan," katanya di Sumenep, Kamis. Ratusan mahasiswa Unija Sumenep yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Unija Menggugat (AMUG) berdemonstrasi menuntut Alwiyah turun dari jabatan rektor, dengan sejumlah alasan, di antaranya program kerjanya tidak berorientasi ke kampus dan bersikap otoriter. "Bagaimana saya bisa menjelaskan semua tuduhan tidak mendasar itu, jika mahasiswa tidak memberikan kesempatan bagi saya untuk bicara. Mahasiswa ternyata tidak punya itikad baik kepada saya," kata Alwiyah. Ketika aksi berlangsung di dalam gedung Rektorat Unija Sumenep, Alwiyah tercatat dua kali mendatangi mahasiswanya yang demo dan langsung mendekati orator sekaligus meminta untuk bicara. Namun, orator aksi maupun mahasiswa tidak menghiraukan kehadiran Alwiyah yang ketika itu memegang selebaran bertuliskan "Turunkan Rektor" yang diterimanya dari pendemo. "Upaya saya untuk menjalin kerja sama dengan pimpinan sejumlah peguruan tinggi dianggap sebagai jalan-jalan saja oleh pendemo. Padahal, itu semuanya untuk kepentingan Unija," ujarnya. Ia menjelaskan, pihaknya bersama jajarannya telah berhasil mengupayakan adanya peningkatan dan akreditasi baru bagi fakultas di Unija. "Ada fakultas yang semula berakreditasi C, naik menjadi B. Ada pula yang sebelumnya tidak terakreditasi, mendapat akreditas selama kepemimpinan saya," ucapnya. Alwiyah juga membantah telah melakukan tindakan otoriter kepada mahasiswanya dengan mengkondisikan mahasiswa untuk menandatangani surat pernyataan supaya tidak melakukan pergerakan massa. "Saya tidak melarang mahasiswa melakukan demo selama tidak anarkis. Pergerakan massa yang saya larang itu jika anarkis dan merusak fasilitas kampus. Saya pikir semua pimpinan perguruan tinggi menginginkan hal serupa," katanya. Aksi yang dilakukan mahasiswa Unija Sumenep dengan tuntutan rektor turun dari jabatannya pada Kamis pagi itu "diwarnai" aksi bakar ban bekas sepeda motor dan insiden nyaris bentrok dengan personel satuan pengamanan (satpam) perguruan tinggi tersebut. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012