Pelaksana Tugas Bupati Banyuwangi Sugirah menyebut beragam suku yang ada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi modal sosial untuk membangun di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

"Beragam suku yang ada memperkaya tradisi seni dan budaya Banyuwangi. Kerukunan antar-etnis ini harus kita rawat dengan baik," katanya dalam keteranganya di Banyuwangi, Jumat.

Menurutnya, banyak etnis lain selain suku Osing yang juga sarat sejarah dan sampai saat ini masih eksis keberadaannya hingga kini.

"Seperti Suku Tionghoa yang ada di Banyuwangi, berasal dari Fukkien Selatan, mata pencaharian mereka adalah berdagang sesuai daerah asalnya. Keberadaannya bisa ditelusuri di daerah pecinan, Karangrejo," katanya.

Selain itu juga ada Suku Mandar, kata Sugurah, dikutip dari berbagai sumber para pelaut Mandar mulai berdatangan ke Banyuwangi, yang dulu disebut Blambangan, mulai abad 18 hingga 19, tujuan utamanya untuk berdagang.

Awalnya mereka tinggal di Ulupampang, yang sekarang dikenal Muncar bersama para pedagang lain dari Bugis, Melayu, Tionghoa, dan Arab. Kebijakan kolonial Belanda yang mengharuskan pemukiman berdasarkan etnis, membuat mereka harus pindah. Mereka lalu mendiami pesisir Pantai Boom, yang kini dikenal sebagai Kampung Mandar.

Berbagai kekayaan budaya dan tradisi dari suku-suku dan etnis tersebut, Pemkab Banyuwangi mengangkat dalam agenda Festival Kebangsaan yang digelar di Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan.

Festival Kebangsaan digelar selama 2 hari, mulai 15-16 November 2024, tahun ini tema yang diangkat adalah "Kembang Setaman Harmoni Nusantara", tema ini menggambarkan sebuah taman yang banyak ditumbuhi bunga warna-warni yang elok dan indah untuk dilihat.

Tema tersebut bukan tanpa alasan, warga Banyuwangi terdiri dari berbagai suku, termasuk suku Osing, Mandar, Jawa, Bali, Madura, serta etnis Tionghoa dan Arab.

Kepala Bakesbangpol Kabupaten Banyuwangi Agus Mulyono menambahkan sebelum pelaksanan Festival Kebangsaan, juga digelar show kebangsaan dan berbagai kegiatan menarik lainnya, seperti aneka kuliner khas etnis, lagu-lagu daerah, tarian antar ethnis hingga drama tari nusantara "Kembang Setaman".

"Alhamdulillah di Banyuwangi sudah tercipta kerukunan antar suku dan etnis dan Festival ini untuk memperkuat serta memelihara silaturahmi antar-etnis dan suku," katanya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024