Kepolisian di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Rabu memasang rambu peringatan di titik-titik tanjakan dan turunan ekstrem di jalur "17 persen" yang menghubungkan Trenggalek-Panggul, untuk mengurangi berulangnya kecelakaan yang sering terjadi di kawasan tersebut.
Kapolsek Suruh, Iptu Sanusi, Rabu, menjelaskan bahwa papan peringatan dipasang untuk membantu pengguna jalan lebih memahami kondisi medan yang berisiko tinggi.
“Papan peringatan ini dipasang setelah memperhatikan sejumlah insiden kecelakaan di jalur ini,” ujarnya.
Salah satu kecelakaan terbaru melibatkan sebuah elf berpenumpang 15 orang yang terguling di KM 17, Desa Puru, Kecamatan Suruh, yang menyebabkan beberapa penumpang harus dilarikan ke rumah sakit.
Rambu peringatan tersebut mengimbau pengemudi untuk menggunakan gigi rendah saat melintasi jalur ekstrem ini.
Kondisi jalan yang penuh tanjakan curam, turunan, serta tikungan tajam membuatnya rentan kecelakaan, baik karena faktor teknis kendaraan maupun kelalaian pengemudi.
“Kami juga akan meningkatkan patroli di area rawan kecelakaan dan melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” tambah Sanusi.
Ia juga mengingatkan pengguna jalan untuk tidak memaksakan perjalanan jika merasa lelah dan memanfaatkan area istirahat di sepanjang jalur.
“Alon-alon seng penting slamet,” katanya, mengimbau pengemudi untuk berkendara dengan hati-hati.
Berikut adalah data kecelakaan di jalur "17 persen" Trenggalek-Panggul dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Data ini menunjukkan tingkat risiko di kawasan tersebut dan menjadi alasan utama pemasangan rambu peringatan oleh kepolisian.
No Tahun Jenis Kendaraan, Lokasi Kejadian, dan Jumlah Korban Keterangan:
1. 2014 Truk Km 17, Desa Puru 2 orang Truk bermuatan beras terguling saat menuruni tanjakan, dua korban mengalami luka ringan.
2. 2015 Bus Km 18, Trenggalek-Panggul 5 orang Bus pariwisata kehilangan kendali di turunan, mengakibatkan 5 korban luka.
3. 2016 Mobil Pribadi Km 17, Desa Puru 3 orang Mobil terguling akibat pengemudi kurang waspada saat melintasi tanjakan tajam.
4. 2017 Sepeda Motor Km 16, dekat tikungan tajam 1 orang Pengendara sepeda motor terjatuh akibat jalan licin dan mengalami luka berat.
5.2018 Minibus Km 17, Desa Suruh 7 orang Minibus terguling saat membawa rombongan wisatawan, seluruh korban dilarikan ke rumah sakit.
6. 2019 Mobil Box Km 18, Trenggalek-Panggul 2 orang Mobil box tergelincir di turunan, menyebabkan kemacetan beberapa jam.
7. 2020 Truk Km 17, Desa Puru 1 orang Truk bermuatan material bangunan terbalik akibat gagal menanjak.
8. 2021 Elf Km 17, Desa Puru 10 orang Elf yang membawa penumpang terguling, menyebabkan beberapa korban luka berat.
9. 2022 Bus Km 16, Trenggalek-Panggul 20 orang Bus wisata mengalami rem blong di tanjakan, menyebabkan banyak korban luka ringan hingga berat.
10. 2023 Sepeda Motor Km 17, Desa Puru 1 orang Kecelakaan tunggal akibat turunan curam, pengendara mengalami cedera parah.
11. 2024 Elf Km 17, Desa Puru 15 orang Elf terguling di tanjakan, beberapa penumpang harus dirawat intensif di rumah sakit.
Data ini menunjukkan bahwa jalur "17 persen" memang sangat rawan kecelakaan, dengan banyaknya kasus yang melibatkan kendaraan besar dan penumpang dalam jumlah banyak. Upaya pemasangan rambu peringatan dan peningkatan pengawasan oleh kepolisian diharapkan dapat mengurangi angka kecelakaan di jalur tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kapolsek Suruh, Iptu Sanusi, Rabu, menjelaskan bahwa papan peringatan dipasang untuk membantu pengguna jalan lebih memahami kondisi medan yang berisiko tinggi.
“Papan peringatan ini dipasang setelah memperhatikan sejumlah insiden kecelakaan di jalur ini,” ujarnya.
Salah satu kecelakaan terbaru melibatkan sebuah elf berpenumpang 15 orang yang terguling di KM 17, Desa Puru, Kecamatan Suruh, yang menyebabkan beberapa penumpang harus dilarikan ke rumah sakit.
Rambu peringatan tersebut mengimbau pengemudi untuk menggunakan gigi rendah saat melintasi jalur ekstrem ini.
Kondisi jalan yang penuh tanjakan curam, turunan, serta tikungan tajam membuatnya rentan kecelakaan, baik karena faktor teknis kendaraan maupun kelalaian pengemudi.
“Kami juga akan meningkatkan patroli di area rawan kecelakaan dan melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” tambah Sanusi.
Ia juga mengingatkan pengguna jalan untuk tidak memaksakan perjalanan jika merasa lelah dan memanfaatkan area istirahat di sepanjang jalur.
“Alon-alon seng penting slamet,” katanya, mengimbau pengemudi untuk berkendara dengan hati-hati.
Berikut adalah data kecelakaan di jalur "17 persen" Trenggalek-Panggul dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Data ini menunjukkan tingkat risiko di kawasan tersebut dan menjadi alasan utama pemasangan rambu peringatan oleh kepolisian.
No Tahun Jenis Kendaraan, Lokasi Kejadian, dan Jumlah Korban Keterangan:
1. 2014 Truk Km 17, Desa Puru 2 orang Truk bermuatan beras terguling saat menuruni tanjakan, dua korban mengalami luka ringan.
2. 2015 Bus Km 18, Trenggalek-Panggul 5 orang Bus pariwisata kehilangan kendali di turunan, mengakibatkan 5 korban luka.
3. 2016 Mobil Pribadi Km 17, Desa Puru 3 orang Mobil terguling akibat pengemudi kurang waspada saat melintasi tanjakan tajam.
4. 2017 Sepeda Motor Km 16, dekat tikungan tajam 1 orang Pengendara sepeda motor terjatuh akibat jalan licin dan mengalami luka berat.
5.2018 Minibus Km 17, Desa Suruh 7 orang Minibus terguling saat membawa rombongan wisatawan, seluruh korban dilarikan ke rumah sakit.
6. 2019 Mobil Box Km 18, Trenggalek-Panggul 2 orang Mobil box tergelincir di turunan, menyebabkan kemacetan beberapa jam.
7. 2020 Truk Km 17, Desa Puru 1 orang Truk bermuatan material bangunan terbalik akibat gagal menanjak.
8. 2021 Elf Km 17, Desa Puru 10 orang Elf yang membawa penumpang terguling, menyebabkan beberapa korban luka berat.
9. 2022 Bus Km 16, Trenggalek-Panggul 20 orang Bus wisata mengalami rem blong di tanjakan, menyebabkan banyak korban luka ringan hingga berat.
10. 2023 Sepeda Motor Km 17, Desa Puru 1 orang Kecelakaan tunggal akibat turunan curam, pengendara mengalami cedera parah.
11. 2024 Elf Km 17, Desa Puru 15 orang Elf terguling di tanjakan, beberapa penumpang harus dirawat intensif di rumah sakit.
Data ini menunjukkan bahwa jalur "17 persen" memang sangat rawan kecelakaan, dengan banyaknya kasus yang melibatkan kendaraan besar dan penumpang dalam jumlah banyak. Upaya pemasangan rambu peringatan dan peningkatan pengawasan oleh kepolisian diharapkan dapat mengurangi angka kecelakaan di jalur tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024