Pemerintah Kabupaten Probolinggo melalui Dinas Ketahanan Pangan meluncurkan peta ketahanan dan kerentanan pangan (FSVA) yang akan menjadi pedoman dalam mengidentifikasi ketahanan dan kerentanan pangan di wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
"Peta ketahanan dan kerentanan pangan itu ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Probolinggo pada 13 September 2024 dan menggambarkan kondisi ketahanan pangan pada tahun 2023," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Probolinggo Yahyadi dalam keterangan tertulis yang diterima di kabupaten setempat, Jumat.
Menurut dia FSVA itu sangat penting sebagai instrumen untuk merumuskan kebijakan terkait pangan, terutama dalam upaya pemetaan daerah-daerah yang rawan pangan.
"Kami berharap seluruh OPD dapat bekerja sama dengan BPS untuk merumuskan petunjuk pelaksanaan dan teknis yang sesuai dengan Badan Pangan Nasional. Peta FSVA itu akan menjadi salah satu Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang harus disusun oleh setiap kabupaten/kota," katanya.
Dengan adanya peta FSVA, lanjut dia, harapannya pemerintah daerah dapat memaksimalkan penilaian dan dapat memasukkan data itu dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Penilaian akan dilakukan pada tahun 2025 dan bagi daerah yang tidak menyusun FSVA akan ada pengurangan dalam penilaian tersebut.
"FSVA itu bukan hanya untuk melihat kondisi pangan, tetapi juga untuk menemukan daerah-daerah yang rawan pangan. Pemerintah daerah perlu segera merespons dan merumuskan strategi untuk mengatasi masalah kerawanan pangan itu," tuturnya.
Peta tematik itu juga menggambarkan rasio luas lahan pertanian terhadap jumlah penduduk, rasio sarana prasarana penyedia pangan, dan peta kerawanan pangan di Kabupaten Probolinggo.
"Peta-peta itu menunjukkan berbagai indikasi ketahanan pangan, mulai dari ketersediaan sarana prasarana pangan hingga akses masyarakat terhadap air bersih," ujarnya.
Sementara Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Saniwar mengatakan peta FSVA itu tidak hanya digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi ketahanan pangan, tetapi juga sebagai acuan dalam merumuskan kebijakan pembangunan pangan di masa depan.
"Dengan peta FSVA itu, OPD terkait dapat lebih cepat mengidentifikasi daerah yang rawan pangan. Itu akan menjadi acuan dalam menyusun program-program pembangunan yang lebih efektif, termasuk di bidang infrastruktur dan pelayanan kesehatan," katanya.
Peta FSVA diharapkan menjadi instrumen strategis dalam upaya peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Probolinggo serta menjadi dasar bagi upaya bersama dalam penanggulangan kemiskinan, stunting dan isu sosial lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Peta ketahanan dan kerentanan pangan itu ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Probolinggo pada 13 September 2024 dan menggambarkan kondisi ketahanan pangan pada tahun 2023," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Probolinggo Yahyadi dalam keterangan tertulis yang diterima di kabupaten setempat, Jumat.
Menurut dia FSVA itu sangat penting sebagai instrumen untuk merumuskan kebijakan terkait pangan, terutama dalam upaya pemetaan daerah-daerah yang rawan pangan.
"Kami berharap seluruh OPD dapat bekerja sama dengan BPS untuk merumuskan petunjuk pelaksanaan dan teknis yang sesuai dengan Badan Pangan Nasional. Peta FSVA itu akan menjadi salah satu Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang harus disusun oleh setiap kabupaten/kota," katanya.
Dengan adanya peta FSVA, lanjut dia, harapannya pemerintah daerah dapat memaksimalkan penilaian dan dapat memasukkan data itu dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Penilaian akan dilakukan pada tahun 2025 dan bagi daerah yang tidak menyusun FSVA akan ada pengurangan dalam penilaian tersebut.
"FSVA itu bukan hanya untuk melihat kondisi pangan, tetapi juga untuk menemukan daerah-daerah yang rawan pangan. Pemerintah daerah perlu segera merespons dan merumuskan strategi untuk mengatasi masalah kerawanan pangan itu," tuturnya.
Peta tematik itu juga menggambarkan rasio luas lahan pertanian terhadap jumlah penduduk, rasio sarana prasarana penyedia pangan, dan peta kerawanan pangan di Kabupaten Probolinggo.
"Peta-peta itu menunjukkan berbagai indikasi ketahanan pangan, mulai dari ketersediaan sarana prasarana pangan hingga akses masyarakat terhadap air bersih," ujarnya.
Sementara Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Saniwar mengatakan peta FSVA itu tidak hanya digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi ketahanan pangan, tetapi juga sebagai acuan dalam merumuskan kebijakan pembangunan pangan di masa depan.
"Dengan peta FSVA itu, OPD terkait dapat lebih cepat mengidentifikasi daerah yang rawan pangan. Itu akan menjadi acuan dalam menyusun program-program pembangunan yang lebih efektif, termasuk di bidang infrastruktur dan pelayanan kesehatan," katanya.
Peta FSVA diharapkan menjadi instrumen strategis dalam upaya peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Probolinggo serta menjadi dasar bagi upaya bersama dalam penanggulangan kemiskinan, stunting dan isu sosial lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024