Surabaya - Para aktifis lingkungan di Kota Surabaya menyatakan tingkat kerusakan pohon mangrove atau bakau di kawasan Wonorejo kini semakin parah. Padahal, kata Koordinator Komunitas Nol Sampah, Wawan Some, Senin, mengatakan, kawasan mangrove di Wonorejo selama ini menjadi penyangga Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) dari ancaman abrasi laut. "Tapi di kawasan tersebut, terutama di sisi selatan Sungai Jagir yang bermuara di Wonorejo, banyak mangrove yang rusak," katanya. Menurut dia, banyak mangrove jenis Sonneratia Alba, Avicennia Alba dan Rhizophora Apiculata yang ditebang. Padahal, ketiga jenis mangrove ini memiliki akar yang kuat dan tahan terhadap terjangan air laut. Tidak hanya itu saja, lanjut dia, penebangan tersebut membawa efek domino karena mangrove yang terletak di bagian dalam dan tidak memiliki akar yang kuat akhirnya rusak akibat diterjang ombak. "Mangrove yang ada di Wonorejo sekarang ini jenis Avicenia Marina atau biasa disebut api-api. Mangrove inilah yang banyak roboh karena akarnya tidak terlalu kuat," katanya. Selain itu, lanjut dia, mangrove yang banyak ditanam instansi pemerintah maupun perusahaan dalam rangka program "Corporate Social Responsibility" (CSR) ternyata juga bukan jenis yang memiliki akar kuat. Mangrove yang banyak ditanam sekarang adalah jenis bakau dengan nama latin Rhizophora Mucronata yang sebenarnya tidak tahan air bersalinitas tinggi. "Kalau ingin mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah, ya, harusnya yang ditanam itu jenis mangrove dengan akar kuat," kata Wawan. Disinggung apakah kerusakan yang terjadi sekarang bisa diatasi dengan membangun tanggul pemecah ombak, Wawan menilai hal itu bukan pilihan bagus karena akan merusak ekosistem yang ada di hutan mangrove. Wawan mengatakan, masalah ini bisa diatasi jika Pemkot maupun DPRD Kota Surabaya mau turun tangan. Salah satunya melalui penanaman mangrove jenis Sonneratia Alba, Avicennia Alba dan Rhizophora Apiculata. Dana yang dibutuhkan untuk penanaman itu bisa dianggarkan melalui APBD Surabaya. "Kami sebenarnya sudah pernah menawarkan konsep untuk mengatasi kerusakan di hutan mangrove. Namun hingga saat ini tidak ada respons dari pemerintah maupun dewan," kata Wawan. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012