Pacitan - Jajaran Kepolisian Pacitan, mengidentifikasi bahwa jenazah pria yang ditemukan tewas di tengah jalan Desa setempat bukanlah korban pembunuhan ataupun tabrak lari, melainkan karena tersengat listrik tegangan tinggi saat hujan lebat turun di wilayah tersebut. "Kami sudah lakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) dan tidak menemukan adanya unsur kesengajaan ataupun karena kasus tabrak lari. Ini murni kasus kecelakaan tunggal," kata Kapolsek Tegalombo AKP Rudito Kukuh Basuki, Kamis. Penemuan mayat pria yang tergeletak di tengah jalan Desa Kemuning, Kecamatan tegalombo pada Kamis pagi, sempat membuat masyarakat sekitarnya gempar. Hal itu dikarenakan beredar rumor bahwa pria bernasib naas yang belakangan diidentifikasi bernama Makrub (55) tersebut sebagai korban pembunuhan atau karena kasus tabrak lari. Perangkat desa setempat kemudian melapor ke Polsek Tegalombo, sehingga kemudian dilakukanlah serangkaian oleh TKP serta penyelidikan terhadap sejumlah saksi warga sekitar. "Dari olah TKP itu kami temukan ada bekas luka bakar pada telapak tangan korban yang diduga karena tersengat arus listrik tegangan tinggi. Kami juga mendapati ada kabel listrik yang terputus dan jatuh di sekitar lokasi kejadian," terangnya. Informasi yang dihimpun, malam sebelum kejadian daerah tersebut diguyur hujan deras disertai angin ribut. Hal tersebut diduga menyebabkan kabel penyalur tunggal yang melintang jalan kendor. Pagi harinya, korban melewati jalan tersebut dengan tujuan hendak mencari rumput. Naas, bermaksud menyingkirkan kabel yang melintang jalan, nyawanya justru menjadi taruhan. Jenazah korban, pertama kali ditemukan Tukijan (70) yang tak lain tetangga korban. Saat itu, pria tersebut bermaksud pergi ke ladang. Di tengah perjalanan, dirinya mendapati tubuh korban tergolek di antara kubangan lumpur. Merasa curiga, Tukijan langsung menghampiri tubuh korban dan berusaha membangunkan. Ternyata, badannya sudah terbujur kaku tak bernyawa. Kejadian tersebut langsung disampaikan ke warga terdekat dan diteruskan ke mapolsek. "Saya kira kalau cuma terjatuh, ternyata pas saya panggil ndak menjawab," tutur Tukijan kepada wartawan. Dijelaskan oleh Kapolsek, lokasi tempat tinggal korban berada di puncak gunung dan cukup terpencil. Akibatnya, layanan listrik pun belum menjangkau seluruh kepala keluarga. Kondisi itulah yang kemudian mendorong warga pun berinisiatif membagi tegangan dari Kwh meter induk dengan menggunakan kabel penyalur. Cara ini pada kelanjutannya dinilai berbahaya karena konstruksi yang digunakan tidak sesuai standar keamanan. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012