Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menggelar serangkaian langkah mitigasi lanjutan dalam rangka menanggulangi dampak bencana banjir yang menyebabkan jembatan Tawing di Kecamatan Munjungan putus total, sekaligus mengantisipasi bencana susulan di masa mendatang.
Pjs Bupati Trenggalek Dyah Wahyu Ermawati, di Trenggalek, Minggu, mengatakan identifikasi lapangan telah selesai dilakukan untuk dijadikan dasar pengajuan usulan dana hibah rehabilitasi dan rekonstruksi ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Proses identifikasi lapangan ini melibatkan pihak ketiga dan kepala desa untuk mengoptimalkan proses pemetaan," kata Erma.
Menurut dia, identifikasi lapangan itu dilakukan di empat titik, menindaklanjuti hasil rekomendasi Gubernur Jawa Timur.
Empat titik itu adalah usulan rekonstruksi talud Sungai Tawing di Desa Karanganyar, Kecamatan Gandusari dan rekonstruksi talud di Kali Mlinjon di Desa Mlinjon, Kecamatan Suruh.
Kemudian usulan rekonstruksi jembatan Tawing di Desa Tawing, Kecamatan Munjungan dan rekonstruksi jembatan Sempu dan jembatan Dawuhan di Desa Bangun, Kecamatan Munjungan.
Untuk langkah penanggulangan awal, kata dia, pemerintah daerah telah menyalurkan bantuan provinsi berupa 150 lembar bronjong ke pemerintah desa untuk mengamankan plengsengan sekitar jembatan di Sungai Silokondo itu.
"Ini merupakan upaya penanganan darurat bencana jembatan putus dan sayap jembatan ambrol agar kerusakan tidak bertambah parah," kata Erma.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek juga sedang berupaya untuk mengajukan bantuan jembatan bailley ke Pemprov Jatim.
Erma mengatakan bahwa dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi peralihan musim itu pihaknya telah berkoordinasi dengan TNI-Polri dan stakeholder terkait agar menyiapkan personel di seluruh kecamatan hingga tingkat desa.
Koordinasi lintas sektoral itu untuk melakukan pengawasan di lapangan dan segera memberikan bantuan kepada korban.
"Bencana ini adalah bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim yang cukup signifikan. Kita semuanya harus waspada untuk membantu masyarakat dan mengingatkan mereka untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Pjs Bupati Trenggalek Dyah Wahyu Ermawati, di Trenggalek, Minggu, mengatakan identifikasi lapangan telah selesai dilakukan untuk dijadikan dasar pengajuan usulan dana hibah rehabilitasi dan rekonstruksi ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Proses identifikasi lapangan ini melibatkan pihak ketiga dan kepala desa untuk mengoptimalkan proses pemetaan," kata Erma.
Menurut dia, identifikasi lapangan itu dilakukan di empat titik, menindaklanjuti hasil rekomendasi Gubernur Jawa Timur.
Empat titik itu adalah usulan rekonstruksi talud Sungai Tawing di Desa Karanganyar, Kecamatan Gandusari dan rekonstruksi talud di Kali Mlinjon di Desa Mlinjon, Kecamatan Suruh.
Kemudian usulan rekonstruksi jembatan Tawing di Desa Tawing, Kecamatan Munjungan dan rekonstruksi jembatan Sempu dan jembatan Dawuhan di Desa Bangun, Kecamatan Munjungan.
Untuk langkah penanggulangan awal, kata dia, pemerintah daerah telah menyalurkan bantuan provinsi berupa 150 lembar bronjong ke pemerintah desa untuk mengamankan plengsengan sekitar jembatan di Sungai Silokondo itu.
"Ini merupakan upaya penanganan darurat bencana jembatan putus dan sayap jembatan ambrol agar kerusakan tidak bertambah parah," kata Erma.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek juga sedang berupaya untuk mengajukan bantuan jembatan bailley ke Pemprov Jatim.
Erma mengatakan bahwa dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi peralihan musim itu pihaknya telah berkoordinasi dengan TNI-Polri dan stakeholder terkait agar menyiapkan personel di seluruh kecamatan hingga tingkat desa.
Koordinasi lintas sektoral itu untuk melakukan pengawasan di lapangan dan segera memberikan bantuan kepada korban.
"Bencana ini adalah bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim yang cukup signifikan. Kita semuanya harus waspada untuk membantu masyarakat dan mengingatkan mereka untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024