Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengajak seluruh pihak untuk menjaga Jatim tetap menjadi lumbung pangan nasional didukung dari ketersediaan pangan yang surplus dengan produksi padi, jagung, daging sapi, telur dan susu selama 2020-2023.

Adhy Karyono saat menghadiri Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-44 Provinsi Jawa Timur tahun 2024 di Surabaya, Rabu, menyerukan agar semua pihak memanfaatkan momentum ini untuk bersama-sama membangun sistem pangan berkeadilan, tangguh dan berkelanjutan.

"Mari kita jadikan hari pangan sedunia ini sebagai momentum untuk terus bergerak maju, membangun sistem pangan yang berkeadilan, tangguh, dan berkelanjutan," katanya.

Dalam peringatan bertema "hak atas pangan untuk kehidupan yang lebih baik dan masa depan yang lebih baik" ini, Adhy menyerukan hak atas pola makan yang beragam dan kaya nutrisi yang terjangkau, mudah diakses, dan aman untuk semua orang.

Hal ini sejalan dengan misi Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) untuk mengakhiri kelaparan dunia dan meningkatkan standar hidup masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan.

Jawa Timur juga menjadi eksportir tertinggi nasional untuk komoditas perikanan meliputi tuna, cakalang, tongkol dan udang. Di sektor pertanian, Jatim juga mampu mempertahankan posisinya sebagai produsen padi terbesar di Indonesia selama empat tahun berturut-turut pada  2020–2023.

"Inilah salah satu sektor yang harus kita banggakan dan yang menjadikan Jawa Timur kuat sebagai lumbung pangan yaitu sektor pangan," ucapnya.

Adhy menuturkan capaian produksi padi di 2023 sebesar 9,71 juta ton gkg atau setara dengan beras sebesar 5,6 juta ton, tahun 2023 beras kita juga surplus sebesar 2,5 juta ton, sehingga mampu memenuhi kebutuhan 16 provinsi lain di Indonesia.

"Ini berkat kerja keras dan inovasi para petani, sehingga kita dapat menjaga pasokan pangan tetap stabil," imbuhnya.

Di sisi lain, Adhy menegaskan bahwa meskipun Jatim memiliki produksi pangan yang surplus semua pihak diharapkan tetap bijak dalam memanfaatkan pangan karena masih ada masyarakat yang kekurangan pangan dan gizi.

Menurut dia, ke depan banyak sekali persoalan terkait lahan, sumber daya alam maupun manusia, perubahan cuaca ekstrem sampai dengan ancaman krisis pangan global yang menjadi tantangan.

"Kita bertekad menjadi maju tapi tidak menghilangkan potensi dan posisi Jawa Timur sebagai lumbung pangan," katanya.

Ia juga menuturkan untuk menghadapi ancaman krisis pangan global perlu dilakukan beberapa langkah diantaranya meningkatkan diversifikasi pangan, melestarikan alam sebagai land of harmony, sistem pertanian berkelanjutan yang inovatif dan kreatif, pengembangan pertanian berbasis keluarga berkelanjutan.

"Kita juga harus memasifkan gerakan panganku B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan aman), serta menggiatkan gerakan zero waste dan meminimalkan losses serta food waste,” tuturnya.

Sementara itu Plt. Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional Sarwo Edhy menyampaikan Jawa Timur sebagai sentra pangan nasional diharapkan mampu melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan upaya ketahanan pangan. Diantaranya penguatan terhadap ketersediaan pangan, dapat memastikan adanya pasokan dan stabilisasi harga.

Kemudian telah melakukan industri pangan yang bersumber dari karbohidrat, memastikan seluruh pangan yang beredar itu dijamin keamanannya layak untuk dikonsumsi, dan melakukan langkah-langkah konstruktif untuk menyelesaikan stunting dan daerah-daerah rawan pangan.

"Kami melihat dengan pak gubernur tadi, Jawa Timur luar biasa telah melakukan industri pangan yang bersumber dari karbohidrat, jadi ini sangat penting karena ke depan kenyang itu tidak harus nasi, sehingga UMKM UMKM itu harus kita gerakkan untuk melakukan industri pangan," kata Sarwo Edhy.

"Kita tahu Indonesia itu memiliki lebih kurang 73 komoditas yang bersumber dari karbohidrat yang memang harus kita oleh sebagai pangan alternatif pengganti beras, jadi ini sangat baik sekali," katanya.
 

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024