Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur terus mengoptimalkan upaya deteksi dini penularan HIV/AIDS untuk menekan angka kasus penyakit menular mematikan itu di masyarakat.

"Deteksi dini melalui skrining menjadi langkah penting untuk mengendalikan penyebaran," kata Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek, Sunarto di Trenggalek, Senin.

Untuk itu, pemeriksaan intens mereka lakukan, terutama menyasar ibu hamil, narapidana di lembaga pemasyarakatan hingga wanita penjaja seks.

Pemeriksaan secara acak dengan sasaran kelompok risiko tinggi ini menjadi tahapan penting agar pengobatan dini bisa dilakukan kepada penderita.

Termasuk memasifkan edukasi dan penyuluhan ke lingkungan sekolah tingkat menengah pertama dan atas sederajat.

Kampanye pencegahan HIV itu juga digaungkan dengan adanya duta ataupun pelayanan terhadap remaja baik lewat Pusat Informasi dan Konseling Remaja(Kader) PIK R hingga duta Genre dan peran masyarakat luas.

"Melalui edukasi yang intensif dan melibatkan berbagai pihak, kami berharap dapat menekan angka kasus HIV di Trenggalek dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat, terutama bagi kelompok rentan," katanya.

Jumlah laporan kasus HIV di Kabupaten Trenggalek pada semester pertama tahun 2024 mencapai 34 orang.

Jumlah itu menurun jika dibandingkan dengan laporan semester pertama pada tahun 2023.

Pada kurun 2023, ada sebanyak 104 orang dengan HIV.

Sementara, tahun 2022 sebanyak 83 orang dilaporkan terkena HIV.

"Jumlah itu lebih besar jika dibandingkan tahun 2021 sebanyak 18 laporan," imbuhnya.

Ada banyak faktor penyebab penularan, mulai dari penggunaan jarum suntik bergantian terhadap orang yang terinfeksi hingga hubungan seksual.

Namun kata Sunarto, penyebab utama penularan HIV di Trenggalek adalah hubungan seksual dengan pasangan yang sudah terinfeksi penyakit mematikan itu.

"Untuk penyebab utama tertular dari pasangan atau hubungan seksual," imbuhnya.

Faktanya, lanjut Sunarto, penularan HIV, tidak terbatas pada orang dewasa. Namun juga dapat terjadi pada bagi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HIV.

Oleh karena itu, semua ibu hamil wajib menjalani pemeriksaan HIV.

Jika ada temuan, mereka akan mendapatkan perawatan khusus. Termasuk dalam proses persalinan hingga pemberian asi juga diatur secara khusus untuk meminimalisir risiko penularan.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024