Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, Jawa Timur, baru baru ini meresmikan objek wisata heritage di desa terpencil yang merupakan wilayah perkebunan di Dusun Sumberwadung, Desa Harjomulyo, Kecamatan Silo.
Sebuah kampung warisan masa kolonial Belanda dibangun di lokasi itu, sehingga rumah-rumah warga memiliki keunikan tersendiri, dengan arsitektur khas Eropa, berbentuk limas lengkap dengan atap daun rumbia, kokoh berdiri, meski telah berusia 100 tahun lebih.
Pada tahun 1928, Belgia membuka perkebunan serta pabriknya dan kebun tersebut diberi nama Kebun Sumberwadung, kemudian usai kemerdekaan Republik Indonesia, aset-aset itu dinasionalisasi dan kini berada di bawah pengelolaan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Perkebunan Kahyangan, milik Pemkab Jember.
Rumah-rumah peninggalan Belgia itu dibangun tahun 1910 ketika penjajah Belanda masih kuat mencengkeram bumi Nusantara dan Belgia yang merupakan sekutu Belanda mendirikan perusahaan di Dusun Sumberwadung, yang lengkap dengan kantor dan rumah-rumah karyawannya.
Rumah-rumah tersebut menguak sejarah panjang perjalanan penjajah Belanda di bumi Indonesia yang memiliki rumah mewah dan mengambil hasil bumi Jember, terutama di sektor perkebunan.
Rumah-rumah kuno yang kini ditempati oleh karyawan dan pekerja perkebunan Sumberwadung sudah berusia lebih satu abad, namun masih berdiri kokoh dengan arsitektur khas Belgia, yakni atap menjulang mengerucut ke atas, dan langit-langit tinggi.
Tiang-tiang penyangga di bagian teras rumah, tampak kokoh dengan batu-batu yang disusun rapi, gentengnya masih model lama dan plafonnya menggunakan kayu, namun bertahan lama, bahkan hingga berumur 114 tahun.
Tidak hanya itu, di sebelah barat rumah-rumah Kampung Belgia itu terdapat sumber air yang tak pernah kering, hingga saat ini. Mata air tersebut saat ini dialirkan oleh warga sekitar ke rumahnya untuk berbagai keperluan. Konon, nama Sumberwadung diambil dari perpaduan dari nama sumber dan wadung (dusun).
Selain rumah Belgia dan sumber air, pengunjung bisa melihat bangunan-bangunan kuno bekas pabrik, rumah tua, kantor dan berbagai peralatan kantor peninggalan penjajah Belanda yang tepat berada di tengah-tengah area kebun Sumberwadung yang dikelola oleh Perumda Perkebunan Kahyangan Jember.
Wisata Kampung Belgia sendiri menawarkan budaya perkebunan, warisan masa lampau dan petualangan seru di lingkungan yang tenang, nyaman, di tengah suasana hangat penuh kekeluargaan.
Direktur Utama Perumda Kahyangan Sofyan Sauri mengatakan bahwa dibukanya objek wisata Kampung Belgia merupakan upaya untuk menjaga warisan dan meningkatkan potensi wisata, yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk meningkatkan pendapatan pekerja perkebunan di lokasi itu.
Wisata Kampung Belgia tersebut menawarkan potensi agriculture, treasure, dan adventure, sehingga diharapkan tidak hanya dapat menarik wisatawan lokal, namun juga diharapkan dapat menarik wisatawan Eropa.
Bagi Anda yang penasaran ingin menikmati wisata heritage Kampung Belgia di Kabupaten Jember, bisa menyempatkan jalan-jalan bersama keluarga tercinta ke wilayah perkebunan Sumberwadung, dengan akses jalan yang mudah dilalui berbagai kendaraan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Sebuah kampung warisan masa kolonial Belanda dibangun di lokasi itu, sehingga rumah-rumah warga memiliki keunikan tersendiri, dengan arsitektur khas Eropa, berbentuk limas lengkap dengan atap daun rumbia, kokoh berdiri, meski telah berusia 100 tahun lebih.
Pada tahun 1928, Belgia membuka perkebunan serta pabriknya dan kebun tersebut diberi nama Kebun Sumberwadung, kemudian usai kemerdekaan Republik Indonesia, aset-aset itu dinasionalisasi dan kini berada di bawah pengelolaan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Perkebunan Kahyangan, milik Pemkab Jember.
Rumah-rumah peninggalan Belgia itu dibangun tahun 1910 ketika penjajah Belanda masih kuat mencengkeram bumi Nusantara dan Belgia yang merupakan sekutu Belanda mendirikan perusahaan di Dusun Sumberwadung, yang lengkap dengan kantor dan rumah-rumah karyawannya.
Rumah-rumah tersebut menguak sejarah panjang perjalanan penjajah Belanda di bumi Indonesia yang memiliki rumah mewah dan mengambil hasil bumi Jember, terutama di sektor perkebunan.
Rumah-rumah kuno yang kini ditempati oleh karyawan dan pekerja perkebunan Sumberwadung sudah berusia lebih satu abad, namun masih berdiri kokoh dengan arsitektur khas Belgia, yakni atap menjulang mengerucut ke atas, dan langit-langit tinggi.
Tiang-tiang penyangga di bagian teras rumah, tampak kokoh dengan batu-batu yang disusun rapi, gentengnya masih model lama dan plafonnya menggunakan kayu, namun bertahan lama, bahkan hingga berumur 114 tahun.
Tidak hanya itu, di sebelah barat rumah-rumah Kampung Belgia itu terdapat sumber air yang tak pernah kering, hingga saat ini. Mata air tersebut saat ini dialirkan oleh warga sekitar ke rumahnya untuk berbagai keperluan. Konon, nama Sumberwadung diambil dari perpaduan dari nama sumber dan wadung (dusun).
Selain rumah Belgia dan sumber air, pengunjung bisa melihat bangunan-bangunan kuno bekas pabrik, rumah tua, kantor dan berbagai peralatan kantor peninggalan penjajah Belanda yang tepat berada di tengah-tengah area kebun Sumberwadung yang dikelola oleh Perumda Perkebunan Kahyangan Jember.
Wisata Kampung Belgia sendiri menawarkan budaya perkebunan, warisan masa lampau dan petualangan seru di lingkungan yang tenang, nyaman, di tengah suasana hangat penuh kekeluargaan.
Direktur Utama Perumda Kahyangan Sofyan Sauri mengatakan bahwa dibukanya objek wisata Kampung Belgia merupakan upaya untuk menjaga warisan dan meningkatkan potensi wisata, yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk meningkatkan pendapatan pekerja perkebunan di lokasi itu.
Wisata Kampung Belgia tersebut menawarkan potensi agriculture, treasure, dan adventure, sehingga diharapkan tidak hanya dapat menarik wisatawan lokal, namun juga diharapkan dapat menarik wisatawan Eropa.
Bagi Anda yang penasaran ingin menikmati wisata heritage Kampung Belgia di Kabupaten Jember, bisa menyempatkan jalan-jalan bersama keluarga tercinta ke wilayah perkebunan Sumberwadung, dengan akses jalan yang mudah dilalui berbagai kendaraan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024