Bojonegoro - Konsorsium PT Waskita Karya dan Adhi Karya, kontraktor proyek bendung gerak Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, mengajukan tambahan waktu dua bulan untuk menyelesaikan proyek yang sesuai kontrak rampung pada 21 Maret 2012.
Staf Ahli Pembangunan Pemkab Bojonegoro, Tedjo Sukmono, Rabu, mengatakan, di dalam laporan yang diterima, kontraktor meminta tambahan waktu dua bulan kepada Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jateng, untuk bisa merampungkan pembangunan bendung gerak, dengan alasan pekerjaan terganggu banjir dan perubahan dalam pekerjaan jalan.
Permintaan itu, lanjutnya, sudah mendapatkan persetujuan Balai Besar Bengawan Solo, dengan pertimbangan pengajuan jadwal dua bulan untuk penyelesaian proyek bendung gerak yang didanai bank dunia sebesar Rp360 miliar itu, tidak menyalahi ketentuan di dalam kontrak kerja.
"Pengajuan itu tidak menyalahi ketentuan. Berbeda, kalau masalah kenaikan harga material, kontraktor tidak bisa meminta tambahan dana, " katanya.
Ia menjelaskan, kontraktor, dalam pengajuannya, juga melengkapi dengan data curah hujan juga kejadian luapan banjir yang terjadi di lokasi pekerjaan. Kejadian banjir itu, terjadi sejak masuk musim hujan Oktober 2011 lalu, hingga sekarang ini, yang terjadi beberapa kali.
Menurut dia, kontraktor melaporkan, pekerjaan yang terganggu luapan banjir di antaranya yaitu, dalam pekerjaan pengurukan sungai lama sepanjang 2,6 kilometer.
Selain itu, katanya, juga adanya perubahan pembangunan di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, sepanjang 3,5 kilometer, ke lokasi bendung, yang semula direncanakan dengan aspal, menjadi jalan paving. "Perubahan jalan paving itu, atas permintaan warga di desa setempat, " ucapnya.
Namun, jelasnya, kontraktor menyetujui perubahan pekerjaan itu. Hanya saja, dengan adanya perubahan itu, juga mengakibatkan molornya jadwal pekerjaan, sebab kontraktor harus memesan dan menunggu rampungnya pembuatan paving dengan kualitas K 300-400 yang dimanfaatkan.
"Bedasarkan laporan yang kami terima, pembangunan proyek bendung gerak sudah mencapai 98 persen, " katanya menjelaskan.
Berdasarkan data, bendung gerak Bengawan Solo di Bojonegoro memiliki luas bentang 504 meter dan tujuh buah pintu yang masing-masing lebarnya 17,5 meter dengan tipe "radial gate". Selain itu, juga dilengkapi dengan dua pintu pengatur debit dengan lebar 17,5 meter.
Bangunan sepanjang 1.841,752 meter itu mampu menampung air hingga 13 juta meter kubik dari daerah tangkapan air seluas 12,467 kilometer persegi. Keberadaan bendung gerak tersebut untuk mencukupi kebutuhan air irigasi pertanian lewat pompanisasi dengan debit 5.850 liter/detik di Kabupaten Blora seluas 665 hektare dan 4.949 hektare di Kabupaten Bojonegoro.
Tedjo Sukmono menambahkan, Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jateng, juga merencanakan pembangunan bendung gerak di Desa Karangnongko, Kecamatan Ngraho, yang memiliki daya tampung air lebih besar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012